KOTA, SIDOARJONEWS.id — Ditengah pesatnya pembangunan kota delta, masih ada Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang perlu mendapat perhatian dari Pemkab Sidoarjo, salah satunya SDN 2 Bluru Kidul, Desa Bluru, Kecamatan Sidoarjo.
Di sekolah tersebut sejumlah fasilitas terlihat tidak terawat hingga rusak. Bahkan, ada empat ruangan yang difungsikan sebagai ruangan menyimpan barang bekas seperti bangku, kursi, dan buku. Ada juga buku bekas yang ditaruh di sana.
“Empat ruangan itu dulu digunakan untuk perpustakaan, ruang komite, dan guru,” kata salah seorang guru SDN 2 Bluru Kidul, Hendra Subarkah saat dikonfirmasi, Senin (15/1/2024).
Sekolah SDN 2 Bluru Kidul sebenarnya sudah dilakukan rehab gedung tahun lalu. Namun, hanya bagian atap saja. Dibangun gunakan asbes, bukan genteng. Sedangkan untuk kusen jendela dan pintu masih terlihat keropos. Anggaran rehab gedung sendiri mencapai Rp 187 jutaan.
“Seingat saya, proses pengerjaan dilakukan saat anak-anak waktu liburan sekolah kemarin,” ujarnya.
Hendra menjelaskan, saat ini ada 309 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6. Namun, ruang kelas yang bisa digunakan sebanyak 11 ruangan. Solusi alternatif siswa kelas 3 dibagi siang dan pagi. Selain butuh ruang kelas baru, SDN 2 Bluru Kidul juga membutuhkan Musala.
“Kami berharap ada penambahan ruang kelas baru, sehingga anak-anak bisa masuk pagi semuanya,” harapnya.
Sekretaris Komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso mengatakan, pada tahun 2023 lalu Pemkab Sidoarjo mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 21 Miliar.
Namun, anggaran tersebut tidak semua dialokasikan untuk rehab gedung, sebagian besar digunakan untuk bangun gedung SMPN 2 Tulangan dan Prambon.
“Namun yang digunakan untuk pembangunan atau rehab gedung sekolah sekitar Rp 4 Milyar saja,” tutur Bangun.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak heran, kalau ada banyak gedung-gedung SDN dan SMPN yang mengalami kerusakan pada tahun 2023 lalu, baik kerusakan ringan, sedang ataupun parah.
Dengan kondisi yang seperti itu, ia hanya bisa menghimbau kepada pihak sekolah yang gedungnya mengalami kerusakan untuk melakukan upaya-upaya tertentu agar proses belajar mengajar tetap bisa berjalan.
“Kami hanya bisa menghimbau agar proses belajar mengajar tetap berjalan, meskipun kondisi gedungnya mengalami kerusakan,” ucapnya.
Anggota dewan dari Kecamatan Krian itu mengungkapkan, bahwa pada tahun 2024 ini, anggaran untuk pembangunan ataupun rehab sekolah mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp 42 Miliar.
Dengan adanya peningkatan anggaran tersebut, ia berharap di tahun 2024 ini tidak ada lagi gedung sekolah rusak di wilayah Kabupaten Sidoarjo, khususnya kerusakan parah.
“Kami berharap sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan parah, itu yang menjadi prioritas. Sedangkan yang kerusakan ringan, masih bisa di cover melalui BOS (Biaya Operasional Sekolah),” pungkasnya. (Ipung)