KOTA, SIDOARJONEWS.id — Ratusan ribu anak usia 0 sampai 7 tahun di Sidoarjo, Jawa Timur ikuti Imunisasi Polio pada Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) pada putaran pertama 15-21 Januari 2024.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim dan Dinkes Sidoarjo serta dinas terkait hadir dalam pemberian Imunisasi Polio kepada puluhan siswa MI KH Mukmin Sidoarjo.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan ketika anak sudah terkena polio, maka akan mengalami kelumpuhan permanen. Kondisi fisik semakin lama akan mengecil, karena yang diserang adalah saraf.
“Sebenarnya Indonesia ini sudah mendapat sertifikat bebas polio. Tapi bukan berarti virus polio itu hilang. Nah vaksin ini adalah virus yang dilemahkan, ketika ditetesi kepada anak akan memberikan anti body,” kata Maxi di MI KH Mukmin Sidoarjo, Senin (15/1/2024).
Kemenkes RI menemukan kasus polio sudah terjadi di daerah Aceh dan Jawa Barat tahun lalu. Kenapa bisa terjadi? Karena di Aceh cakupan imunisasi masih rendah. Kemudian karena pandemi Covid-19 juga menyebabkan imunisasi menurun.
“Saya mengapresiasi di Sidoarjo Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP) itu di angka 16 itu sangat baik dan dilaporkan secara rutin,” ucap Dirjen P2P Kemenkes Maxi Rein.
Menurut Maxi, Sub PIN ini dilakukan di daerah-daerah yang rawan terdapat virus Polio. Di Jawa Timur anak yang terjangkit polio ada di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Madura.
“Kami putuskan seluruh anak usia 0 -7 tahun di Jawa Timur akan dilakukan imunisasi polio, jumlahnya sekitar 4 juta anak,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan bahwa dalam menyukseskan Sub PIN Polio ini pertama adalah mengugah kesadaran dari orang tua.
Tugas cakupan 95 persen itu akan sulit tercapai jika tidak kompak. “Yang susah itu bukan mendidik anaknya, tapi orang tuanya yang harus diajari,” kata Gus Muhdlor.
Untuk itu, Gus Muhdlor mengajak semua orang tua murid, guru sekolah, kader kesehatan dan juga stakeholder lainnya harus bahu membahu untuk menyukseskan Sub PIN Polio ini.
“Kita semua harus kompak untuk bisa mencapai Sub PIN Polio dengan cakupan 95 persen,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Fenny Apridawati memastikan tidak ada kasus polio yang ditemukan di Kota Delta. Ada sekitar 292.041 anak usia 0-7 tahun yang menjadi sasaran Sub PIN.
“Sasaran kami ada 292.041 anak. Pelaksanaan imunisasi Polio ini tidak hanya dilakukan di sekolah, tapi juga di puskesmas dan posyandu,” kata Fenny Apridawati.
Untuk menyukseskan Sub PIN Polio, Dinkes Sidoarjo sudah menyiapkan ribuan bidan dan perawat dan kader kesehatan sebanyak 12.633. Fenny menegaskan bahwa untuk putaran kedua akan dilaksanakan pada 19-25 September 2024.
“Jika selama putaran kedua cakupan tidak mencapai 95 persen akan dilakukan putaran ketiga. Tapi khusus Sidoarjo mudah-mudahan cukup dua kali saja,” ujar Mantan Kadisnaker Sidoarjo itu. (Ipung)