KOTA, SIDOARJONEWS.id — Beragam keberhasilan pembangunan di Sidoarjo saat ini tidak terlepas dari kerja keras para pendahulunya. Pembangunan ini diwarnai tetesan keringat dan perjuangan para pejuang dan para bupati yang pernah memimpin Sidoarjo hingga berusia ke-164 tahun yang jatuh pada hari ini, 31 Januari 2023.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat Upacara Hari Jadi ke-164 Kabupaten Sidoarjo (Harjasda) tahun 2023 di Alun-alun Sidoarjo.
Dalam sambutannya, bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pejuang dan para bupati yang pernah memimpin Kabupaten Sidoarjo.
“Melalui kesempatan ini saya menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada tokoh pejuang Sidoarjo dan para pemimpin pemerintahan yang telah memberikan kontribusi melalui pemikiran dan karya dalam membangun Kabupaten Sidoarjo,” ucapnya.
Gus Muhdlor juga menyampaikan, beberapa rangkaian acara Harjasda juga turut digelar. Mulai dari hiburan wayang, live musik, hingga membangkitkan sektor UMKM Sidoarjo lewat pameran UMKM atau bazzar.
“Setelah dua tahun ini bergelut dengan situasi pandemi, kebangkitan ekonomi adalah hal mutlak dan menjadi perhatian khusus pemerintah Kabupaten Sidoarjo di tahun 2023 ini,” katanya.
Gus Muhdlor mengatakan, bahwa sudah saatnya menyongsong masa depan yang cerah, optimis dan konsisten. Sikap tersebut, menurutnya, selaras dengan semangat hari jadi Kabupaten Sidoarjo tahun ini. Yakni “Bergerak Serentak, Maju Bersama” yang menjadi tema Harjasda ke 164 tahun 2023.
Tema tersebut dipilih sebagai penyemangat untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan Kabupaten Sidoarjo.
Namun, tambahnya, untuk mewujudkannya dibutuhkan keterlibatan multi pihak. Bukan hanya dari unsur pemerintah saja. Juga keterlibatan akademisi, badan, pelaku usaha, masyarakat dan komunitas serta media harus bersatu padu, berkoordinasi dan berkomitmen untuk mengembangkan potensi Kabupaten Sidoarjo.
“Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan Kabupaten Sidoarjo, maka semuanya harus bergerak serentak, maju bersama untuk bersama-sama bangkit dari kondisi pasca pandemi,” pintanya.
Gus Muhdlor juga mengatakan pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan terus melakukan perluasan, peningkatan dan perbaikan pelayanan kepada masyarakat. Perubahan bagi kemajuan pembangunan Kabupaten Sidoarjo akan terus diupayakan. Hal itu dilakukan untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Sidoarjo.
“Seperti gencarnya pembangunan infrastruktur Kabupaten Sidoarjo, dalam kurun waktu jelang dua tahun kepemimpinan kami, flyover Aloha, pertigaan jalan Bangah, flyover JPL 64 Krian, flyover JPL 79 Tarik dan frontage road yang dikerjakan secara masif serta pengerjaan 45 km jalan beton terus dilakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut Gus Muhdlor mengatakan Pemkab Sidoarjo juga terus melakukan peningkatan di sektor ekonomi kreatif. Salah satunya dengan mengucurkan bantuan permodalan lewat program Kurma.
Selain itu, juga ada subsidi kredit modal usaha melalui program Kurda Sayang. Bunga yang ditawarkan pada program bantuan permodalan itu sangat kecil. Hanya 3 persen pertahun.
Gus Muhdlor melanjutkan, bahwa Pemkab Sidoarjo juga tengah berfokus pada pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat Sidoarjo. Di bidang kesehatan telah dibangun RSUD Sidoarjo Barat. Pemkab Sidoarjo juga menambah pembangunan lima Puskesmas.
Di bidang pendidikan, Pemkab membangun SMP Negeri 2 di Kecamatan Tulangan. Setalah itu SMPN 2 Prambon. Itu dilakukan sebagai bentuk pemerataan pendidikan di Kabupaten Sidoarjo.
“Melalui momen hari jadi Kabupaten Sidoarjo yang ke-164, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung berbagai program yang dihadirkan,”ajaknya.
Dalam kesempatan tersebut juga diwarnai penyerahan 208 sertipikat aset daerah oleh kepala BPN Sidoarjo kepada bupati Sidoarjo. Selain itu, juga diserahkan penghargaan bupati Sidoarjo kepada Forkopimda Sidoarjo dalam partisipasinya mendukung pembangunan di Kabupaten Sidoarjo.
Untuk diketahui sejarah singkat lahirnya nama Kabupaten Sidoarjo berawal dari masa kolonialisme Belanda pada tahun 1851. Tahun itu, Kabupaten Sidoarjo yang masih bernama Sidokare merupakan bagian dari Kabupaten Surabaya.
Namun, pada tahun 1859, berdasarkan keputusan pemerintah Hindia Belanda nomer 9 tanggal 31 Januari 1859, daerah Kabupaten Surabaya dibagi menjadi dua bagian. Yakni Kabupaten Surabaya dan Kabupaten Sidokare.
Akan tetapi pada tanggal 28 Mei 1859 nama Kabupaten Sidokare diganti menjadi Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan Bupati Sidoarjo pertama adalah Raden Notopuro yang bergelar Raden Tumenggung Panji Cokronegoro. (*/Ardian)