BUDURAN, SIDOARJONEWS.id – Para tukang gali kubur di TPU Praloyo mengeluh sudah tujuh bulan belum mendapat honor dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Padahal saban hari mereka harus bekerja menyiapkan pemakaman bagi jenazah pasien Covid-19.
“Hari ini saja ada 9 jenazah pasien Covid-19 yang datang. Kadang bisa sampai 15 jenazah yang harus dimakamkan. Sejak pukul 5 pagi kami sudah bekerja menyiapkan liang pemakamannya,” ujar Sukoyo, salah seorang tukang gali kubur, kepada Sidoarjonews.id, Senin (28/6).
Sayangnya, kerja keras para tukang gali kubur ini tidak mendapatkan imbalan yang setimpal. Honor yang seharusnya mereka dapatkan dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Sidoarjo belum juga dibayarkan.
“Sudah tujuh bulan belakangan kami belum mendapat honor. Meski demikian kami tetap bekerja, sebab nurani kami tak tega melihat jenazah pasien Covid-19 tak ada yang memakamkannya,” ujarnya.
Hingga kini, tidak ada kejelasan kapan honor para tukang gali kubur ini dibayarkan. Hal ini membuat Sukoyo dan rekan-rekannya resah. Sebab, mereka tidak memiliki pendapatan lain untuk menafkahi keluarganya.
“Bagaimana mau nyambi, kami sejak pagi sampai petang harus standby di sini. Dulu bahkan sampai tengah malam kami standby,” ujarnya.
Untuk bertahan hidup, Sukoyo mengaku mengandalkan sumbangan sukarela dari pihak keluarga jenazah. Ia juga menegaskan tidak pernah meminta uang sepeserpun dari pihak keluarga jenazah.
“Kadang ada yang memberi Rp 50 – 100 ribu. Terpaksa kami terima karena honor kami belum dibayar. Tapi kami tidak pernah meminta loh. Sepeserpun tidak pernah,” ujarnya.
Sukoyo juga menceritakan, tahun lalu saat awal pandemi tidak ada permasalahan pembayaran honor. Namun sejak Desember 2020, entah mengapa honor mereka macet. Sukoyo dan para tukang gali kubur berharap Bupati Sidoarjo yang baru bisa memperhatikan nasib mereka. (Affendra F)