KOTA, SIDOARJONEWS.id – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di trotoar luar, sisi barat kompleks GOR Sidoarjo, jalan Ponti, kaget tiba-tiba tidak diperbolehkan berjualan.
Mereka diberikan waktu sampai tanggal 25 Juli 2023 oleh Dinas Koperasi dan UMKM Sidoarjo untuk mengosongkan area tersebut.
Pengurus Paguyuban Kuliner Gor Ponti, Totok Wahyu, mengaku kaget atas larangan tersebut. Menurutnya, kebijakan dari Pemkab Sidoarjo itu sangat mendadak.
Ia menjadi satu diantara 3 PKL yang turut menghadiri undangan koordinasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo pada Senin, (17/07) lalu. ada sekitar 25 PKL yang berjualan di sana.
“Katanya (trotoar GOR sisi luar) mau dilakukan revitalisasi. Kami semua langsung disuruh pindah. Besok harus kosong. Setelah di nego kami hanya diberi batas waktu sampai tanggal 25 Juli,” kata Totok Wahyu saat ditemui Sidoarjonews.id, Minggu, (23/07/2023).
[irp posts=”27351″ ]
Totok mengaku para PKL di GOR luar sangat keberatan dengan kebijakan Pemkab Sidoarjo ini. Mereka hanya melarang untuk berjualan tapi tidak memberikan lahan untuk ditempati para pedagang ini.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo juga tidak mau memberikan surat pemindahan PKL untuk ditampung sentra kuliner Gajah Mada maupun tempat PKL lainnya.
“Malah kami disuruh langsung ke sana. Padahal tempat itukan sudah ada yang menempati. Kalau tidak ada surat dari dinas, terus kita langsung kesana, pasti tidak enak. Akan terjadi gesekan,” ucap lelaki 53 tahun itu.
“Kalau memang mau diarahkan ke sana, tolong kami dikawal,” tambah Totok yang sudah puluhan tahun berjualan di kawasan GOR Sidoarjo tersebut.
Menurut Totok Wahyu, para PKL di sana akan tetap memilih bertahan berjualan di area GOR Sidoarjo. Sebab, ini merupakan satu-satunya tempat untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
[irp posts=”27384″ ]
“Kita di sini cari nafkah untuk keluarga. Apalagi banyak teman-teman di sini yang anaknya baru masuk sekolah. Butuh biaya banyak. Tolong kami, pak bupati,” pintanya penuh harap.
Dia mengakui sangat mendukung pembangunan yang dilakukan Pemkab Sidoarjo, tapi para PKL GOR Sidoarjo ini hanya minta untuk dicarikan tempat untuk bisa kembali berjualan.
“Tolong nasib kami juga dipikirkan. Saya juga warga Sidoarjo. Tolong bantu kami, pak bupati,” pungkasnya. (ipung).
Pasar larangan yng sejatinya tersedia tempat jualan malah kosong pedagang.malah minta jualan di trotoar. Taman pinang gading fajar juga miris taman di injak buat jualan sampai mobil naik ke taman dan trotoar. Dan kebanyakan mereka adalah warga luar sidoarjo .
Jualan didalam dilarang,gerbang gor digembok sekarang ditrotoar mau dilarang trus jualan dimana,gor itu milik bersama bkn milik pemda,arogan
Setidaknya ada kelonggaran waktu buat para pedagang kaki lima Gor Sidoarjo. Saya mohon Pemkab Sidoarjo memberikan solusi yang terbaik, apakah itu diberi batasan waktu untuk melakukan aktivitas berjualan atau diberikan tempat (sentra kuliner). Sehingga diharapkan pkl – pkl tersebut tertata, terdata dan berdaya.