SIDOARJO, SIDOARJONEWS.id – Proses identifikasi jenazah korban robohnya musala tiga lantai di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, mulai membuahkan hasil. Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim yang ditempatkan di RSI Siti Hajar berhasil mengungkap identitas empat jenazah.
Dari empat korban tersebut, tiga di antaranya tercatat sebagai warga Surabaya, sementara satu korban berasal dari Bangka Belitung. Data identitas para korban ini diumumkan setelah dilakukan pemeriksaan mendetail melalui posko post-mortem.
Jenazah pertama yang berhasil diidentifikasi adalah Maulana Alfan Ibrahimavic (13 tahun), warga Pabean Cantian, Surabaya. Menurut tim DVI, identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data medis visual sekunder serta barang-barang pribadi milik korban.
Jenazah kedua diketahui bernama Muhammad Masudulat (14 tahun), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya. Proses identifikasi menggunakan metode serupa dengan pencocokan data medis dan visual.
Selanjutnya, jenazah ketiga diidentifikasi sebagai Muhammad Soleh (22 tahun), warga Jalan Madura, Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Kepastian identitas diperoleh melalui kecocokan ciri fisik dan dokumen pribadi korban.
Sementara itu, jenazah keempat yang baru diterima Rabu (1/10/2025) sore juga berhasil dikenali. Korban tersebut adalah Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17 tahun), warga Putat Jaya, Surabaya.
Identifikasi korban dilakukan dengan metode primer, yaitu pencocokan sidik jari dan gigi, yang kemudian diperkuat dengan data medis dan properti pribadi korban.
Hingga Rabu, (01/10/2025) malam, total empat jenazah sudah teridentifikasi. Namun, masih ada satu jenazah lagi yang menunggu proses pencocokan data lebih lanjut.
Kasubbid Dokpol Biddokkes Polda Jatim, AKBP dr. Adam Bimantoro, SpAn, FCC, MBiomed, menjelaskan bahwa pihaknya menempatkan tiga posko DVI selama operasi pencarian berlangsung. Posko Ante-Mortem berada di kampus putri area ponpes, sedangkan posko Post-Mortem disiapkan di RSUD Sidoarjo dan RSI Siti Hajar.
“Sejak Senin 29 September sampai Rabu 1 Oktober, kami sudah berhasil mengidentifikasi empat jenazah korban di Posko Post-Mortem RSI Siti Hajar,” ujar Adam Bimantoro.
Ia menambahkan, posko ante-mortem bertugas mengumpulkan informasi dari keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya. Data yang dihimpun meliputi identitas pribadi, ciri-ciri fisik, hingga foto terakhir korban. Informasi tersebut kemudian dicocokkan dengan hasil pemeriksaan medis yang dilakukan tim di posko post-mortem.
Menurut Adam, metode identifikasi jenazah korban bencana tidak bisa hanya mengandalkan satu faktor saja. Tim biasanya menggunakan kombinasi dari metode primer seperti sidik jari, pemeriksaan gigi, serta DNA, ditambah metode sekunder berupa rekam medis dan data visual.
Hasil identifikasi empat korban ini diharapkan bisa memberi kejelasan bagi keluarga yang selama ini menunggu penuh harap di sekitar rumah sakit maupun lokasi ponpes. Meski duka mendalam tidak terelakkan, kepastian identitas korban sedikit banyak membantu keluarga untuk segera melakukan proses pemakaman dengan layak.
Biddokkes Polda Jatim menegaskan, tim DVI akan terus bekerja hingga seluruh korban berhasil dikenali. Sementara itu, ratusan personel SAR gabungan masih melakukan pencarian lanjutan di lokasi reruntuhan musala ponpes Al Khoziny. (Ard)