KOTA, SIDOARJONEWS.id — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo menanggapi soal Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diberikan donat dan masih disuruh membayar Rp 10 ribu.
Keluhan pemberian PMT yang tidak sesuai tersebut disampaikan Silvi Amalia melalui akun @silvi_amalia27 di kolom komentar Instagram Bupati Sidoarjo @ahmadmuhdlorali
“Tolong pak untuk pmt posyandu-nya diperhatikan betul-betul. Karena di desa saya pmt malah dapat donat dan disuruh bayar Rp 10 ribu,” komentar Silvi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinkes Sidoarjo, Fenny Apridawati, mengatakan itu memang terjadi di salah satu kelurahan di Kecamatan Krian. Istilahnya ‘jimpitan’.
Hal itu memang sedikit mempengaruhi ibu-ibu enggan untuk membawa anaknya ke Posyandu.
“Yang komplain ada ‘jimpitan’ kemarin itu dari kelurahan. Di kelurahan memang belum ada anggarannya untuk pmt,” katanya saat penyerahan insentif nakes-kader posyandu di Pendopo Delta Wibawa, Jumat, (28/07/2023).
Kalau di kelurahan memang belum ada anggaran untuk PMT. Beda dengan desa yang bisa diambil dari APBDes.
Fenny memaparkan, bahwa kebutuhan PMT untuk seluruh kelurahan di Kabupaten Sidoarjo itu sebanyak 11.557. Diambil dari jumlah posyandu di masing-masing kelurahan.
“Tapi kami sudah ada solusi untuk PMT di kelurahan diambilkan dari pihak ketiga. Misalnya di Kelurahan Tambak Kemerakan itu dapat sumbangan PMT dari Patelki,” jelasnya.
Sumbangan dari organisasi profesi kesehatan ini untuk kebutuhan PMT di kelurahan. Ini akan berjalan pada Agustus hingga Desember 2023.
Nanti kader Posyandu yang akan komunikasi langsung dengan pemberi PMT berupa makanan. “Selanjutnya kita usahakan ada juga dari APBD,” ucap mantan Kadisnaker Sidoarjo itu. (ipung)
FOTO : Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo, Fenny Apridawati (kiri) saat menghadiri workshop kader pelayanan bagi usia lanjut yang dilakukan beberapa waktu lalu / Foto: istimewa