KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kasus sapi yang terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Sidoarjo terus meningkat.
Berdasarkan data Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, mencatat awal Januari lalu, ada 42 sapi terinfeksi PMK. Sekarang, Senin (20/1/2025), bertambah menjadi 135 kasus. Dengan rincian 109 sapi sakit, 9 sapi mati, 17 sapi potong paksa.
“Masih belum ada yang sembuh ketika sapi terjangkit PMK,” sebut Kepala Bidang Produksi Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo, drh. Tony Hartono, Senin, (20/01/2025).
drh. Tony Hartono menyebutkan, salah satu penyebab tingginya angka sapi terinfeksi PMK karena banyaknya kiriman sapi dari luar daerah. Kebanyakan sebagai persiapan kurban.
“Sapi-sapi tersebut ternyata ada yang terinfeksi PMK, sehingga gampang menular,” ucapnya.
Ketika sudah terjangkit PMK, para peternak terpaksa ada yang harus dipotong paksa sebelum mati. Ini untuk mengantisipasi kerugian semakin besar.
Tingginya kenaikan kasus tersebut, membuat pihaknya menerapkan pembatasan lalu lintas hewan secara ketat. Hewan sakit tidak boleh masuk Sidoarjo. Pengirim ternak harus melengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) jika akan distribusi ternak.
“Baik keluar maupun masuk, harus ada SKKH,” jelasnya.
Namun, untuk penyekatan hewan di titik perbatasan Sidoarjo, saat ini belum sampai dilakukan. Hanya penerapan SKKH saja dan sudah disampaikan ke pedagang maupun peternak.
“Kami lakukan pengawasan yang lebih intensif pada daerah terjadinya kasus,” katanya.
Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo berencana menutup sementara pasar hewan yang ada di Sidoarjo. Rencana tersebut masih menunggu perkembangan lebih lanjut. Terutama saat menjelang idul Adha mendatang karena lalu lintas hewan dipastikan akan padat.
Terkait pengobatan, sampai saat proses pengobatan juga tetap berlangsung. Isolasi ternak yang tertular juga sudah dilakukan. Pihaknya sudah melakukan pendataan by name by address bagi ternaknya yang tertular.
Selain itu, saat ini, pihak dinas juga tengah penyiapan vaksinasi terhadap seluruh ternak sehat pada daerah terancam dengan cakupan minimal 70 persen.
Pemkab Sidoarjo sudah menerima bantuan vaksin dari pemerintah pusat. “Vaksin sudah ada sidoarjo, kami dapat 3500 dosis, nantinya akan ada vaksinasi massal,” pungkasnya. (ipung)