KOTA, SIDOARJONEWS.id – Meski tidak dalam jumlah besar, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih terus terjadi di Kabupaten Sidoarjo. Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mencatat, dalam tiga bulan terakhir, ada 50 pekerja yang resmi kehilangan pekerjaannya.
Kepala Disnaker Sidoarjo, Ainun Amalia, menyebut tren PHK masih menunjukkan kenaikan. Bahkan, hampir setiap hari ada laporan baru yang masuk ke kantornya.
“Sejauh ini ada sekitar 50 pekerja yang sudah kena PHK dan jumlahnya terus bertambah. Hari ini saja sudah ada 20 surat PHK yang masuk,” ujarnya, Senin (15/9).
Salah satu kasus terbaru menimpa sejumlah karyawan PT Gudang Garam di Waru. Perusahaan rokok tersebut melakukan pengurangan tenaga kerja melalui program pensiun dini. Namun, laporan detail jumlah pekerja yang terdampak langsung diserahkan ke Disnaker Jawa Timur.
Ainun menjelaskan, pihaknya tidak bisa mencampuri kebijakan internal perusahaan. Menurutnya, PHK sepenuhnya bergantung pada kondisi dan kemampuan perusahaan bertahan di tengah tantangan ekonomi.
“Kalau sudah bicara PHK, itu soal kemampuan perusahaan. Kami tidak bisa masuk ke ranah internal mereka,” tegasnya.
Meski demikian, Disnaker tetap berupaya melakukan pencegahan agar PHK tidak meluas. Salah satunya dengan menurunkan Tim Deteksi Dini (TDD) ke perusahaan yang terindikasi bermasalah.
“Langkah ini untuk memastikan masalah bisa diantisipasi sejak awal, supaya pekerja tidak langsung jadi korban,” terang Ainun.
Jika pun PHK tidak dapat dihindari, Disnaker akan turun tangan sebagai mediator agar hak-hak pekerja tetap terjamin. “Kami pastikan penyelesaian dilakukan secara profesional. Kompensasi yang diterima pekerja bisa menjadi bekal untuk usaha atau kebutuhan setelah tidak lagi bekerja,” pungkasnya. (Hnf)
