Kamis, Agustus 21, 2025
BerandaEkonomi & BisnisCuaca Ekstrem Akibatkan Penurunan Drastis Produksi Telur Asin di Sidoarjo

Cuaca Ekstrem Akibatkan Penurunan Drastis Produksi Telur Asin di Sidoarjo

CANDI, SIDOARJONEWS.id – Musim hujan yang berkepanjangan berdampak buruk bagi para pengrajin telur asin di Kampung Bebek, Desa Kebonsari, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan penurunan jumlah produksi telur bebek secara signifikan yang turut memengaruhi hasil produksi telur asin.

Salah satu peternak bebek dan pengrajin telur asin di wilayah tersebut, Sulaiman, menjelaskan bahwa pada umumnya, dari seribu ekor bebek produktif, dapat menghasilkan antara 600 hingga 700 butir telur per hari yang kemudian diolah menjadi telur asin. Namun, kondisi cuaca yang tidak menentu, terutama saat musim hujan, membuat jumlah produksi telur turun drastis, hanya mencapai 200 hingga 300 butir telur saja per hari.

“Saat musim hujan tiba, telur bebek yang kami peroleh jauh berkurang. Biasanya dari seribu ekor bebek, kami bisa dapatkan 600 hingga 700 butir telur, tetapi sekarang hanya 200 sampai 300 butir saja,” ungkap Sulaiman saat ditemui di rumahnya. Selasa (10/12/2024).

Sulaiman menambahkan, suhu udara yang lembap akibat hujan deras, menjadi salah satu faktor utama mengapa bebek menjadi kurang produktif. Bahkan, dalam beberapa kasus, cuaca ekstrem dapat menyebabkan kematian massal dalam satu koloni bebek.

“Keadaan kelembapan yang tinggi membuat bebek kesulitan untuk bertelur. Bahkan, di beberapa kasus, bisa terjadi kematian serentak dalam satu koloni bebek karena kondisi cuaca yang buruk,” jelas Sulaiman.

Untuk menjaga kondisi bebek tetap bugar dan tidak mudah terserang penyakit, Sulaiman dan peternak lainnya, harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pakan tambahan. Mereka membuat campuran pakan yang kaya akan protein, seperti udang, cangkang kupang, hingga keong sawah, agar bebek tetap sehat dan dapat bertelur dengan baik.

Namun, meskipun jumlah produksi telur menurun, harga telur asin di pasaran tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Telur asin yang dipasarkan tetap dihargai sekitar Rp 3.400 hingga Rp 3.500 per butir, meskipun pengrajin harus menghadapi biaya produksi yang lebih tinggi.

“Meski produksi telur turun, harga telur asin tidak naik. Kami tetap jual dengan harga yang sama, yaitu sekitar Rp 3.400 sampai Rp 3.500 per butir,” tambah Sulaiman.

Para pengrajin telur asin di Kampung Bebek berharap cuaca kembali normal agar produksi telur bebek dapat meningkat dan mereka bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi selama musim hujan ini. (Hnf)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKUTI

9,234FansSuka
26,454PengikutMengikuti
34,400PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

BERITA POPULER