TAMAN, SIDOARJONEWS.id – Bupati Sidoarjo Subandi menegaskan perlunya pengetatan pengawasan dan perbaikan sistem pelaksanaan proyek infrastruktur setelah melakukan sidak di Desa Bringinbendo dan Jalan Raya Trosobo, Minggu (14/12).
Dalam sidak tersebut, Subandi menyebut saat ini terdapat sekitar sembilan titik proyek infrastruktur di Sidoarjo. Namun, baru satu proyek di wilayah Gedangan yang telah rampung sesuai target, sementara titik lainnya masih dalam proses pengerjaan.
“Kalau kami amati ada 9 titik. Yang baru maksimal itu di Gedangan, selesai. Yang lainnya, masih belum,” ujar Subandi.
Ia meminta agar sisa waktu kontrak yang tinggal sekitar satu pekan benar-benar dimaksimalkan oleh seluruh pihak terkait, mulai dari kontraktor, konsultan, pengawas, hingga dinas teknis.
“Kita minta konsultan, pengawas, PUBM, asisten turun ke lapangan terus. Ini betul-betul harus dimaksimalkan,” tegasnya.
Subandi juga menyoroti besarnya potensi denda yang harus ditanggung kontraktor jika proyek tidak selesai tepat waktu. Ia menyebut, skema denda sebesar 1 per 1.000 nilai proyek per hari sangat memberatkan.
“Kalau nilai total proyek 10 miliar, dendanya bisa 10 juta per hari. Kalau tidak dimaksimalkan betul, kasihan kontraktornya,” ucapnya.
Ke depan, Pemkab Sidoarjo berencana mengevaluasi pola penjadwalan proyek, khususnya pekerjaan jembatan agar tidak dikerjakan di musim hujan. Menurutnya, efisiensi lapangan harus menjadi pertimbangan utama.
“Kegiatan jembatan itu sebaiknya diawali setelah musim hujan selesai, supaya efisiensi di lapangan bisa,” jelas Subandi.
Ia juga memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap sistem seleksi kontraktor untuk tahun 2026, dengan persyaratan yang lebih ketat dan detail, mencontoh daerah lain yang dinilai sukses.
“Tahun depan akan kita detilkan kembali persyaratan kontraktor seperti di Surabaya. Di sana tepat waktu dan bagus, masa kita kalah,” tandasnya.
(Hnf)





