SUKODONO, SIDOARJONEWS.id – Setiap turun hujan, Desa Panjunan, Kecamatan Sukodono, tergenang air. Hal ini disebabkan afvour Bulubendo tidak mampu menampung air.
Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, bersama Dandim 0816/Sidoarjo, Letkol Inf Dedyk Wahyu Widodo serta Kapolresta Sidoarjo Kombes. Pol. Christian Tobing, mengecek langsung kondisi afvour Bulubendo, Senin (06/1/2025).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, dan Kepala Dinas Perumahan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Sidoarjo, Mochamad Bachruni Aryawan, juga ikut mendampingi.
Setelah dilakukan pengecekan, Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, meminta dinas terkait melakukan normalisasi afvour Bulubendo. Di sana juga banyak sampah yang nyangkut di jembatan yang dibangun terlalu rendah dari permukaan air.
Sehingga, air tidak dapat mengalir secara normal dan meluber hingga pemukiman warga Desa Panjunan. Pipa Perumda Delta Tirta yang menghambat aliran air juga diperbaiki.
“Kita sudah instruksikan kepada PU biar nanti kita kasih u-ditch dengan lebar 7 meter biar tidak mengganggu aliran air,” ucapnya.
Subandi kembali mengingatkan kepada semua masyarakat Kota Delta untuk mencintai lingkungan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
Tak jarang, penyebab terjadinya pendangkalan sungai maupun afvour karena banyak tumpukan sampah di dalamnya.
“Kita mengharapkan kepada seluruh warga Sidoarjo, mari kita menjaga kebersihan, terutama jangan membuang sampah disungai,” pesannya.
Ali Kasan warga Desa Panjunan menjelaskan, hujan deras kemarin sore menyebabkan terjadinya genangan setinggi 30 centimeter.
“Genangan air ini terjadi sore kemarin usai hujan deras, air semakin tinggi saat hujan deras berhenti, sepertinya air berhenti mengalir,” ucapnya.
Dia bersama warga lainnya sebenarnya sudah melakukan kerja bakti membersihkan sungai pada Desember lalu, pada saat itu juga terjadi genangan, setelah dibersihkan, berangsur surut.
“Saat kerja bakti di sungai afvour Bulubendo kemarin warga menemukan kasur yang menyumbat jembatan, setelah kasur itu diangkat, genangan air di desa kami langsung surut,” ucapnya.
Ia sendiri mengaku, tempatnya menjadi wilayah langganan banjir. Hampir dipastikan, setiap musim penghujan, air menggenangi rumahnya. Kontur tanah yang rendah memperparah genangan air yang terjadi. Seingatnya tahun 2010 genangan air itu mulai terjadi.
“Seingat saya mulai tahun 2010-an tempat ini mulai banjir,” ujarnya. (ipung)