WONOAYU, SIDOARJONEWS.id — Tim Dosen STAI An Najah Indonesia Mandiri (STAINIM) Sidoarjo melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) sebagai tindak lanjut realisasi pemanfaatan dana hibah PKM berbasis komunitas dari Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis), Kementerian Agama RI tahun 2024.
Tujuan PKM ini adalah untuk memberikan pendampingan penguatan pemahaman moderasi beragama siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta di Sidoarjo, dengan melibatkan dua orang dosen Prodi.
Manajemen Pendidikan Islam yakni Dr. Triana Rosalina Noor, M.Psi, Psi., selaku Ketua tim dan Dr. H. Muhamad Ripin Ikwandi, M.Pd.I selaku anggota, serta pelibatan beberapa orang mahasiswa.
Kegiatan PKM ini difokuskan di MTs. Hidayatul Mutaallimiin, Jl. Sawocangkring RT 05, RW 01, Desa Sawocangkring, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Pelaksanaan kegiatan ini sejak akhir bulan Oktober sampai dengan pekan kedua bulan Desember 2024 kepada semua siswa mulai kelas VII-IX.
Kegiatan PKM ini diawali dengan kegiatan pemetaan masalah moderasi beragama yang dihadapi bersama pihak sekolah. Kemudian dilanjutkan penyusunan strategi pemecahan masalah melalui Focus Group Discussion (FGD) dan workshop moderasi beragama. Ini melibatkan partisipasi siswa untuk membangun pranata baru dalam rangka membentuk komunitas siswa yang moderat.

Generasi muda penting untuk berperan sebagai agen moderasi beragama. Hal ini dikarenakan remaja sekarang hidup di zaman yang serba moderen, sehingga harus dibimbing dengan bijak agar tidak terjerumus pada paham-paham yang kurang tepat.
“Melalui pengenalan sejak dini empat indikator moderasi beragama yakni komitmen kebangsaan yang kuat, sikap toleran terhadap sesama, memiliki prinsip menolak tindakan kekerasan baik secara fisik maupun verbal serta menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat beragam, maka siswa akan bisa memahami dan mencerna dengan caranya sendiri untuk menciptakan harmonisasi dilingkungan sekitarnya,” papar Dr. Triana Rosalina Noor, M. Psi., Psi., Senin, (16/12/2024)
Sementara itu, Dr. Muhamad Ripin Ikwandi, M.Pd.I mengemukakan, bahwa pentingnya pemahaman tentang moderasi beragama sejak dini menjadi aset yang penting. Sebab, tambahnya, dengan pemahaman moderasi beragama yang baik akan menciptakan kultur budaya yang bisa berjalan harmonis dalam perbedaan.
“Siswa akan menjadi lebih paham dan mengetahui tentang moderasi beragama melalui penyampaian singkat namun terus menerus, seperti memberikan contoh yang tepat dan menjadi figur teladan. Melalui cara tersebut dengan sendirinya membentuk pola fikir siswa untuk mampu memahami dan mengetahui cara menghargai perbedaan,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, hadir pula Ketua Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah Maarif NU Sidoarjo (KKMM MTs Sidoarjo), M. Syaifulloh Asyari, S.Si, M.Pd.I., yang ikut berperan sebagai fasilitator kegiatan. Dia berpesan, agar generasi muda lebih berhati-hati dalam mencerna informasi yang diterima dari lingkungan.
“Karena penting untuk bisa bersikap realistis, mampu mengendalikan diri dan serius berjuang untuk mencapai cita-cita. Siswa merupakan agen muda moderasi beragama yang tumbuh menjadi individu yang toleran, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan global,” ujar M. Syaifulloh Asyari, S.Si, M.Pd.I.
Bima Sakti, satu diantara murid yang duduk dikelas IX MTs Hidayatul Mutaallimiin Sidoarjo menyampaikan, sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan PKM moderasi beragama ini.
“Saya merasa senang bisa ikut kegiatan moderasi beragama ini karena diceritakan tentang bagaimana Islam mengajarkan untuk saling menghormati dan menjaga toleransi baik dengan sesama muslim ataupun non muslim,” ujar Bima yang bertekad ingin menerapkan moderasi beragama mulai dari lingkungan keluarga dan sekolahnya terlebih dahulu.
Hasil kegiatan PKM memiliki implikasi yang penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman siswa MTs. Hidayatul Mutaallimiin Sidoarjo untuk lebih bijak dalam menyikapi keberagaman dan mampu menjadi agen perdamaian di masyarakat.
Siswa belajar untuk menghargai perbedaan, memahami pentingnya toleransi, dan menghindari sikap ekstrim dalam beragama. Melalui nilai-nilai moderasi beragama yang ditanamkan membantu siswa untuk mengembangkan sikap saling menghormati, baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. (*/Ard)