KOTA, SIDOARJONEWS.id — Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo melakukan survei kualitas daging sapi yang beredar di pasar Sidoarjo.
Survei tersebut dilakukan di 5 pasar besar yang ada di Sidoarjo adalah Pasar Krian, Gedangan, Porong, Pasar Larangan, dan Pasar Taman pada akhir tahun lalu.
Kabid Produksi Peternakan Dispaperta Sidoarjo, drh. Tony Hartono mengatakan, bahwa hasil survei tersebut ditemukan 88 persen daging yang di jual di pasar terindikasi gelonggongan.
“Dari hasil pengambilan sampel terhadap 5 pasar, ditemukan 88 persen daging terindikasi daging gelonggongan,” sebut drh. Tony, saat ditemui di kantor Dispaperta Sidoarjo, pada Selasa (4/2/2025).
Menurut Tony, daging sapi gelonggongan dapat menurunkan kualitas daging, giz, dan protein ikut larut sama air. Daging gelonggongan lebih cepat busuk dan berisiko bagi kesehatan konsumen.
Apalagi bakteri yang terkandung didalamnya juga dapat membahayakan konsumen. Karena sebelum disembelih, sapi tersebut biasanya diberi minum air secara berlebihan.
Tony mengatakan, bahwa daging yang terindikasi gelonggongan itu tidak disembelih di Rumah Potong Hewan (RPH). Tapi dilakukan di tempat pemotongan hewan Ilegal. Sehingga sulit untuk dipantau proses dari sapi datang hingga di sembelih.
“Apalagi fatwa MUI sudah jelas, daging gelonggongan haram di konsumsi, karena diperoleh dari penyiksaan hewan” ungkapnya.
Dispaperta Sidoarjo mengajak seluruh masyarakat untuk tidak membeli daging yang terindikasi gelonggongan. Ciri-cirinya tekstur lembek dan berair, warna pucat, mudah busuk, dan daging mengeluarkan air jika ditekan.
Sementara daging sapi berkualitas memiliki kriteria berdasarkan warna, tekstur, dan aroma. Beberapa ciri daging berkualitas antara lain: berwarna merah cerah, beraroma khas, tidak masam atau tidak busuk, karkas atau teksturnya kenyal, kesat padat, tidak berlendir, tidak kaku, dan lengket.
“Kami terus melakukan edukasi ke masyarakat maupun pedagang untuk tidak membeli daging yang terindikasi daging sapi gelonggongan,” ujarnya.
Tony menyebut, bahwa masih ada sumber daging yang terjamin kualitasnya di Sidoarjo. Ia menyarankan masyarakat membeli daging dari tempat yang terpercaya atau di supermarket yang telah memenuhi standar kesehatan dan kehalalan.
“Kalau di supermarket, dagingnya sudah pasti halal karena ada standar yang harus dipenuhi,” katanya.
Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan permintaan terhadap daging berkualitas semakin tinggi.
Jika konsumen lebih selektif, pedagang pun akan terdorong untuk menjual daging yang sehat dan meninggalkan praktik pemotongan gelonggongan.
“Kehalalan dan kualitas daging sangat penting. Karena itu, kami pada 2024 akan lebih banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” tutup Tony. (Ipung)