KRIAN, SIDOARJONEWS.id — Pemprov DKI Jakarta bersama Pemprov Jatim menjalin kerjasama dalam program Contract Farming 2025 untuk mendukung ketahanan pangan.
Di Kabupaten Sidoarjo, ada 800 hektar sawah yang ditanami padi varietas IR 32. Salah satunya di Dusun Semampir, Desa Sidorejo, Kecamatan Krian.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi dan Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, serta Plt Bupati Sidoarjo, Subandi, hadir langsung secara simbolis melaksanakan tanam padi, Sabtu (1/2/2025).
Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi menjelaskan, Contract Farming ini merupakan bagian dari Food Station yang merupakan BUMD milik DKI Jakarta yang berkolaborasi dengan UD. Sahabat Tani dan kelompok tani lainnya.
“Contract Farming di Jawa Timur ada sekitar 2.200 hektar yang ada di Sidoarjo, Jombang, Ngawi dan Kediri,” ucap Teguh Setyabudi.
Dia menambahkan kerjasama antar daerah ini akan terus ditingkatkan. Sebab DKI Jakarta itu ada keterbatasan lahan, sehingga harus bekerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Hasil dari Contract Farming ini akan diolah menjadi beras premium yang nantinya dapat didistribusikan ke sejumlah pasar modern maupun pasar tradisional.
“Kami harap kerjasama ini bisa berjalan baik untuk mendukung program strategis nasional, yaitu swasembada pangan,” katanya.
Sementara, Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono menyambut baik kerjasama dalam program Contract Farming ini. Menurut Adhy, kerjasama ini menjadi bagian penting menjaga stabilitas pangan, apalagi Jawa Timur menjadi lumbung pangan nasional.
“Jawa Timur ini surplus beras, ketika panen butuh market yang bisa menyerap hasil beras sehingga petani juga diuntungkan,” ungkapnya.
DKI Jakarta merupakan wilayah ekonomi strategis nasional yang kontribusinya terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional sangat besar.
Di sisi lain, Pemprov Jatim juga harus menjaga harga gabah dan beras tetap stabil sehingga petani tetap untung. “Nah ini juga bisa menjaga iritasi di Jawa Timur dan di DKI Jakarta,” ungkapnya.
Adhy menilai, kerjasama Contract Farming terhadap 2.200 ha sawah ini masih tergolong kecil dibandingkan luasan lahan pertanian yang ada di Jawa Timur.
Dia berharap ke depan nggak ada kerjasama yang bagus untuk bisa mengelola dan memanfaatkan hasil pertanian, baik berupa Contract Farming maupun on farming.
“Kami juga berharap ada sektor pertanian lainnya yang bisa kerjasama, baik di palawija maupun jagung. Ini kerjasama yang baik dan tentu harus dikembangkan lebih lanjut,” pungkasnya. (Ipung)