PORONG, SIDOARJONEWS.id — Puluhan warga korban lumpur Lapindo yang tinggal di Desa Kedungsolo, Kecamatan Porong bisa bernafas lega. Sertifikat tanah yang mereka idam-idamkan selama kurang lebih 15 tahun, kini sudah terbit.
Penyerahan sertifikat tersebut dilakukan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto di Desa Kedungsolo kepada 50 warga yang sebelumnya tinggal di Desa Renokenongo sebelum tenggelam lumpur.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, juga ikut mendampingi pembagian puluhan sertifikat secara door to door ke rumah warga.
Menteri ATR/BPN, Hadi Tjahjanto, mengatakan mereka sudah lama menunggu kepastian sertifikat tanah tempat mereka tinggal.
“Hari ini mereka sudah menerima sertifikat setelah 15 tahun menunggu,” kata mantan panglima TNI itu, Kamis (23/11/2023).
Ia menyampaikan dalam proses penerbitan sertifikat tersebut mayoritas tidak dikenakan biaya. Namun ada lima keluarga yang membayar sesuai dengan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) tanah. Biayanya pun kecil. Tidak lebih dari Rp600 ribu.
“Untuk apa biaya itu? satu pengukuran, kurang lebih Rp 224 ribu, terus biaya panitia dan biaya pendaftaran, total kurang dari Rp 600 ribu,” ucapnya.
Pemkab Sidoarjo berkomitmen untuk membantu dan mendampingi warga korban lumpur yang belum mendapatkan sertifikat tanah tempat mereka tinggal. Koordinasi dengan BPN terus dilakukan untuk membantu mereka.
“Biaya BPHTB juga kami gratiskan. Kita juga dampingi warga korban lumpur di Kedungsolo yang ingin mendapatkan sertifikat,” jelasnya.
Gus Muhdlor mengatakan penerbitan sertipikat tanah bagi warga korban lumpur berlahan-lahan akan dituntaskan. Bukan hanya kepada warga Desa Kedungsolo ex warga Desa Renokenongo saja.
Namun seluruh warga korban lumpur yang sekarang pindah ketempat lainnya. Penerbitan sertipikat tanah warga korban lumpur dilahan yang sekarang ditempatinya akan menjadi perhatiannya.
“Permasalahan penerbitan sertipikat tanah warga korban lumpur berlahan-lahan akan kami tuntaskan, sekarang tinggal 5 orang saja yang sekarang keberadaannya sedang kita cari,” pungkasnya. (ipung).