KOTA, SIDOARJONEWS.id — Dipilihnya Kabupaten Sidoarjo sebagai tuan rumah untuk perhelatan Hari Lahir (Harlah) Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) pada 7 Februari 2023 mendatang, bukan tanpa alasan dan pertimbangan yang besar.
Ya, di Kota Delta ini, merupakan basis terbesar hingga cikal bakal berdirinya NU. Salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia ini memiliki historis yang melekat di kabupaten yang dipimpin bupati muda dengan sapaan Gus Muhdlor itu.
Bupati yang memiliki nama lengkap Ahmad Muhdlor Ali ini mengatakan, pendiri NU pernah tinggal di pondok pesantren Sono dan Al-Hamdaniyah Panji.
“Pondok yang kemarin kita jadikan cagar budaya” terangnya, Rabu, (1/2/2022).
Untuk melancarkan perhelatan akbar 100 tahun sekali ini, diciptakan fasilitas penunjang kegiatan yang cukup matang seperti tempat ibadah, 110 pos kesehatan, logistik, informasi, layanan antar ojek gratis ke venue hingga tempat istirahat untuk tamu undangan luar daerah.
Event yang akan dihadiri lebih dari satu juta peserta ini, tentu berdampak positif bagi sejumlah pengusaha, khususnya dalam hal hunian.
General Manager Luminor Hotel Sidoarjo-Pahlawan, Intan Alice mengungkapkan, kondisi tingkat hunian area Sidoarjo khususnya Luminor Hotel Sidoarjo, sudah mencapai 100 persen.
“Acara puncak Harlah 1 Abad NU diadakan pada tanggal 7 Februari 2023. Hunian pada periode 6 – 8 Februari 2023, sudah penuh,” ungkapnya, Rabu, (1/2/2023).
Dengan adanya kegiatan tersebut, hotel dibawah manajemen Waringin Hospitality Hotel Group ini, tentu sangat membawa dampak positif. Terlebih, Sidoarjo kerap memiliki sejumlah event besar.
“Ini suatu kebanggaan tersendiri bagi kami,” imbuhnya.
Kesempatan ini pastinya dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh tamu yang berkunjung. Apalagi banyak tamu berasal dari sejumlah daerah luar Sidoarjo.
“Salah satunya dengan memberikan sejumlah promo menarik dengan harga ekonomis untuk Food and Beverage kami,” ucapnya.
Perlu diketahui, sejumlah pendiri NU yang diketahui mondok di Sidoarjo khususnya di Alhamdaniyah diantaranya H. M Hasyim Asy’ari, KH. Asy’Ad Samsul Arifin, KH. Ridwan Abdullah pencipta lambang Nahdlatul Ulama, KH. Alwi Abdul Aziz, KH. Wahid Hasyim, KH. Cholil, KH. Nasir (Bangkalan) KH.Wahab Hasbullah, KH. Umar (Jember), KH. Usman Al Ishaqi, KH. Abdul Majid (Bata-bata Pamekasan), KH. Dimyati (Banten), dan masih banyak ulama besar lainnya. (Ardian)