KOTA, SIDOARJONEWS.id – Sejatinya, Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) telah lama didirikan oleh para jurnalis di Kota Delta. Namun, tidak banyak masyarakat yang tahu perkumpulan para jurnalis ini.
Memang, Forwas berbeda dengan organisasi wartawan seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tau organisasi kewartawanan lainnya yang memiliki struktur dari daerah hingga nasional. Sedangkan Forwas, hanyalah sebuah forum tempat para jurnalis di Sidoarjo berkumpul dan berkembang bersama.
Di kepemimpinan yang baru, Forwas ingin berbenah. Seakan ingin keberadaanya bisa dengan mudah dilihat masyarakat, sederet program telah direncanakan. Termasuk memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan YouTube untuk menunjukkan eksistensinya kepada masyarakat.
Melalui media sosial ini, Forwas berbagi aktifitas para anggotanya. Seluk beluk dunia wartawan baik di depan maupun di belakang layar bisa dilihat di akun resminya @wartawan.sidoarjo. Mulai dari bagaimana seorang wartawan merencanakan agenda liputan, door stop wawancara tokoh publik, hingga memproduksi berita untuk masyarakat. Termasuk menjawab stigma negatif yang kerap dilekatkan pada profesi jurnalis.
“Banyak yang menganggap wartawan itu menakutkan, suka cari kesalahan orang, atau bikin berita yang jelek-jelek. Saya tegaskan, setiap wartawan itu wajib patuh dengan kode etik. Dimana dalam membuat sebuah berita harus berimbang dan valid. Tidak boleh asal-asalan,” ujar M. Taufik, Ketua Forwas, Kamis, (02/5/2022).
Taufik melanjutkan, jadi masyarakat atau siapapun yang diwawancarai tidak perlu takut. Hanya orang yang punya kesalahan yang takut diwawancarai wartawan. Kalau tidak punya salah, buat apa takut?
“Kalaupun merasa dirugikan dengan berita yang ditayangkan ada hak jawab. Setiap media wajib memberikan hak tersebut,” imbuhnya.
Selain menunjukkan eksistensinya melalui dunia maya, Forwas juga telah merencanakan program-program pengembangan kualitas jurnalistik bagi para anggotanya. Melalui kegiatan sharing bersama, anggota Forwas bisa saling berbagi ilmu dan tips jurnalistik. Menariknya, kegiatan ini bisa diikuti oleh semua jurnalis, tidak hanya terbatas pada anggotanya.
Apalagi saat ini perkembangan teknologi informasi digital mengharuskan setiap insan pers beradaptasi. Cepatnya penyebaran informasi melalui media sosial mengharuskan para wartawan mengimbanginya. Masyarakat selain butuh berita yang valid, juga harus cepat diterima.
“Silakan ikut, meski bukan anggota Forwas, boleh ikut kegiatan ini,” ujarnya. (Tim)