KOTA, SIDOARJONEWS.id — Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi wisata religi yang tidak dimiliki daerah lain, yaitu makam Dewi Sekardadu yang ada di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran.
Untuk menuju ke sana, para peziarah memiliki dua akses, jalur darat atau melalui sungai. Sayang kedua jalur tersebut belum didukung fasilitas infrastruktur yang memadai.
Bayangkan untuk menuju ke sana lewat jalur darat, harus melewati jalan setapak yang hanya bisa dilewati motor sepanjang sekira 10 kilometer.
Jika menggunakan jalur sungai dengan perahu, membutuhkan waktu 1,5 jam. Bisa lewat dari Desa Kedung Peluk Kecamatan Candi atau Desa Bluru Kidul Kecamatan Kota.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Sidoarjo, Yudhi Iriyanto, menyampaikan bahwa Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) sedang merancang pembangunan Makam Sekardadu.
“Pak Plt Bupati Subandi juga lebih memperhatikan potensi wisata yang ada di Sidoarjo, sehingga pembangunan infrastruktur pariwisata akan lebih ditingkatkan lagi,” kata Yudhi saat hearing dengan Komisi D DPRD Sidoarjo dan Asosiasi Astana Mitra Pariwisata (Asmipa) Sidoarjo, di Ruang Rapat DPRD Sidoarjo, Jumat (27/12/2024).
Yudhi menambahkan, membangun wisata tidak bisa dilakukan secara parsial, dibutuhkan kolaborasi banyak pihak. Misal, Asmipa dan komunitas lainya, termasuk dari DPRD Sidoarjo.
Disporapar Sidoarjo saat ini menggandeng berbagai komunitas dan organisasi kepemudaan untuk dapat mempromosikan wisata yang ada di Kota Delta.
“Saya juga menyambut baik dukungan dari Asmipa untuk bersama-sama memajukan wisata yang ada di Sidoarjo,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori. Ia meminta Disporapar untuk memaksimalkan potensi wisata yang sudah ada saat ini.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu mencontohkan, bahwa pagelaran budaya lebih banyak digelar di lokasi Candi Pari, Kecamatan Porong, jangan selalu diletakkan di Alun-alun Sidoarjo.
“Sehingga masyarakat tahu bahwa di Sidoarjo ada Candi Pari. Tapi yang terpenting fasilitas juga dipersiapkan dengan baik, tempat parkir dan juga toilet juga harus tersedia,” ujarnya.
Selain itu, Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi wisata heritage, yaitu Pabrik Gula Tulangan. Itu memang dikelola pemerintah pusat. Tapi itu bisa dimanfaatkan oleh daerah atau kelompok untuk menjadikan destinasi wisata, seperti De Tjolomadoe di Kota Solo.
“Jadi kita tidak usah menggali wisata baru, cukup yang ada ini dimanfaatkan dengan baik, sehingga menghasilkan pendapatan daerah,” pintanya.
Ketua DPC Asmipa Sidoarjo, Upud Sutiyono, siap berkolaborasi dengan Pemkab Sidoarjo untuk bersama-sama memajukan wisata di Kota Delta.
Dia berharap, destinasi wisata yang ada di Sidoarjo ini dapat diketahui banyak orang.
“Misalnya, saat penumpang turun dari Bandara Juanda, ada brosur paket wisata di Sidoarjo,” katanya.
Menurut Upud, salah satu kelemahan adalah di manajemen pariwisata. Banyak wisata yang viral, tapi setahun kemudian sudah sepi. Hal tersebut tidak boleh terjadi lagi.
“Kami siap berkolaborasi membangun wisata Sidoarjo yang lebih baik lagi, potensi yang ada dikembangkan lagi secara maksimal,” pungkasnya. (ipung).