KOTA, SIDOARJONEWS.id – Ditengah perkembangan yang begitu pesat membuat cara pandang anak-anak, anak muda pun ikut berubah. Sekarang sudah serba digital, kalangan Gen Z juga lebih familiar dengan budaya luar. Misalnya K-Pop, Anime dan seterusnya.
Jika keadaan terus dibiarkan, bukan tidak mungkin kita akan kehilangan akar budaya kita sendiri. Sidoarjo memiliki ragam budaya dan kearifan lokal. Salah satunya wayang kulit Gagrak Porongan.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Sidoarjo, mulai tahun ini gencar mengadakan roadshow pagelaran wayang gagrak. Ada 12 kali acara wayang kulit Gagrak Porongan yang bakal dilaksanakan di berbagai kecamatan di Kota Delta.
“Tugas kami (Dispendikbud) yaitu menggali dan melestarikan seni budaya yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo,” kata Kepala Dispendikbud Sidoarjo Tirto Adi, Selasa (09/7/2024).
Wayang Gagrak Porongan ini merupakan salah satu kesenian khas Sidoarjo. Tirto mendorong kepada para komunitas dalang untuk tidak hanya di lakonkan saja. Tapi juga bisa ditulis dijadikan buku.
“Supaya generasi muda kita, akan mengenalkan kesenian wayang Gagrak Porongan. Karena ini warisan leluhur bangsa yang harus terus dijaga dan dilestarikan,” ungkapnya.
Untuk tahun ini memang hanya ada 12 kali pagelaran wayang Gagrak Porongan. Supaya pengenal lebih masif lagi, Dispendikbud Sidoarjo menargetkan di tahun 2025 ada 18 kali acara wayang khas Kota Delta ini.
“Supaya nanti bisa dilaksanakan di setiap kecamatan dan masyarakat lebih banyak tahu tentang cerita dan pesan moral dalam cerita wayang Gagrak Porongan ini,” ungkapnya.
Tirto menambahkan, pelaksanaan wayang Gagrak Porongan di gedung serba guna Rangkah Kidul pada Sabtu (6/7) malam merupakan yang kelima. Warga di sana juga antusias menyaksikan. Tapi masih didominasi kalangan orang tua.
“Untuk pagelaran yang akan datang dan seterusnya kami akan melibatkan siswa Sidoarjo. supaya mereka bisa mengetahui secara langsung, agar bisa dilestarikan,” pungkasnya
Sementara, Kepala Desa Rangkah Kidul, H. Warlheiyono mengucapkan terima kasih atas support pemerintah yang telah melaksanakan pagelaran Wayang Gagrak sekaligus peresmian gedung serbaguna Pulo Kencono.
“Hari ini kami bangga, disamping bisa meresmikan gedung serbaguna, juga dijadikan tempat untuk melestarikan budaya wayang kulit Gagrak Porongan. Seni budaya pewayangan ini tidak hanya diminati kalangan tua saja, banyak kalangan pemuda yang antusias menyaksikan seni pewayangan,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan tentang pembangunan gedung serbaguna Pulo Kencono ini merupakan hasil tukar guling tanah sawah dengan salah satu perusahaan dengan nilai Rp 5 miliar.
Dengan rincian Rp 3 miliar digunakan untuk pembangunan gedung serbaguna, dan sisanya digunakan untuk revitalisasi pembangunan masjid yang ada di desa tersebut.
“Mudah-mudahan keberadaan gedung ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Nantinya gedung ini akan dikelola oleh BUMDes untuk meningkatkan PAD Desa,” tutupnya. (ipung)