KOTA, SIDOARJONEWS.id – Polemik anggapan masyarakat bahwa produk kental manis sama seperti susu sebagai satu-satunya sumber gizi masih belum tuntas hingga saat ini. Padahal tahun 2018, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan rilis informasi mengenai kental manis.
Sosialisasi juga terus dilakukan oleh BPOM. Dikutip dari laman BPOM, Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menyatakan produk susu lainnya, termasuk susu kental manis, bukan termasuk dalam kategori pengganti Air Susu Ibu (ASI). Hal ini juga wajib dipatuhi pelaku usaha dalam mempromosikan produknya sesuai ketentuan yang berlaku.
“Susu kental manis tidak boleh diberikan untuk bayi sampai usia 12 bulan,” tegasnya.
Namun, sosialisasi dan edukasi tersebut agaknya kurang mendapat hasil memuaskan. Terutama di daerah-daerah. Seperti juga di Sidoarjo.
Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arif Hidayat saat berkunjung ke Sidoarjo, Minggu (6/3) lalu sempat mengatakan bahwa 30 persen ibu-ibu di Sidoarjo masih menganggap kental manis sebagai susu pengganti ASI (susu formula).
“Memang BPOM telah mengeluarkan regulasi tentang iklan kental manis. Dimana tidak boleh memvisualkan anak-anak dan menunjukkan kental manis identik dengan susu sapi, susu cair, atau susu formula,” ujarnya.
Namun, lanjutnya, edukasi tersebut tidaklah cukup sebatas iklan. Dalam hal penempatan produk kental manis di minimarket atau toko-toko juga harus diperhatikan. Sejatinya, produk kental manis tidak boleh disandingkan dengan susu cair atau susu formula (sufor) di rak yang sama.
“Kental manis harusnya ada di rak topping makanan seperti meses, selai, dan lainnya,” imbuhnya.
Dari pantauan sidoarjonews.id, masih banyak minimarket dan toko menempatkan kental manis di rak yang sama dengan susu cair dan berdekatan dengan susu formula. Penempatan ini dikhawatirkan melanggengkan persepsi masyarakat bahwa kental manis bisa setara dengan produk susu cair dan susu formula.
“Ini adalah pekerjaan rumah (PR) bersama untuk mengedukasi dan meluruskan persepsi masyarakat yang telah ada sejak ratusan tahun silam,” ujarnya. (Affendra F)