Jumat, Desember 19, 2025
BerandaGaya HidupKasus Diabetes dan Hipertensi Meledak di Sidoarjo, BPJS Kesehatan Berikan Solusi

Kasus Diabetes dan Hipertensi Meledak di Sidoarjo, BPJS Kesehatan Berikan Solusi

 

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Penyakit Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensive Diseases (HD) tercatat sebagai dua diagnosa dengan angka penanganan tertinggi di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo. Tingginya kasus penyakit kronis tersebut mendorong BPJS Kesehatan untuk terus memperkuat layanan promotif dan preventif melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis atau Prolanis.

Kepala Bagian Penjamin Manfaat dan Utilisasi BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo, Shinta Febrina Nasution, mengungkapkan bahwa hingga Desember 2025 jumlah kasus Diabetes Melitus yang ditangani mencapai 330.051 kasus. Sementara itu, Hypertensive Diseases tercatat lebih tinggi dengan jumlah 515.171 kasus.

“Berdasarkan tren data sejak Desember 2019 hingga November 2025, jumlah peserta yang terdiagnosis Diabetes Melitus dan Hipertensi mengalami peningkatan hingga dua kali lipat. Kondisi ini tentu memerlukan penguatan pelayanan promotif dan preventif agar penyakit kronis tersebut dapat dikendalikan sejak dini,” jelas Shinta saat pertemuan media yang digelar di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo, Rabu (17/12).

Menurut Shinta, peningkatan kasus penyakit tidak menular seperti DM dan hipertensi menjadi tantangan serius dalam sistem jaminan kesehatan. Jika tidak dikelola dengan baik, penyakit kronis berpotensi menimbulkan komplikasi yang berdampak pada kualitas hidup peserta serta pembiayaan layanan kesehatan.

Sebagai upaya pengendalian, BPJS Kesehatan mengoptimalkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Program ini merupakan layanan terintegrasi yang melibatkan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), fasilitas kesehatan tingkat pertama, serta BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara.

“Melalui Prolanis, peserta mendapatkan pendampingan secara berkelanjutan. Kegiatannya meliputi konsultasi medis rutin, pelayanan obat, pemeriksaan penunjang, edukasi kesehatan, hingga aktivitas fisik seperti senam,” terang Shinta.

Ia menegaskan, pendekatan proaktif dan terintegrasi dalam Prolanis bertujuan untuk membantu peserta penderita penyakit kronis mencapai kualitas hidup yang optimal dengan pembiayaan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Selain itu, BPJS Kesehatan juga mendorong peserta JKN untuk melakukan skrining riwayat kesehatan secara mandiri. Skrining ini dapat diakses melalui berbagai kanal, seperti Aplikasi Mobile JKN, situs resmi BPJS Kesehatan, layanan administrasi melalui WhatsApp (Pandawa), maupun dengan datang langsung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

“Skrining riwayat kesehatan ini penting dan wajib dilakukan sebelum peserta mendapatkan pelayanan penapisan kesehatan tertentu. Dari hasil skrining, akan diketahui apakah peserta memiliki risiko penyakit atau tidak,” jelasnya.

Jika hasil skrining menunjukkan adanya risiko penyakit, peserta disarankan segera berkunjung ke FKTP tempat terdaftar untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sebaliknya, bagi peserta yang tidak berisiko, BPJS Kesehatan menganjurkan agar kondisi tersebut dipertahankan melalui penerapan perilaku hidup sehat.

Di akhir pernyataannya, Shinta mengimbau seluruh peserta JKN untuk selalu mengikuti prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku di fasilitas kesehatan. Ia juga menekankan pentingnya menerapkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan penyakit kronis.

“Mulailah dari hal sederhana, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, dan rutin berolahraga. Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan dan menjadikan JKN sebagai payung perlindungan sebelum hujan,” pungkasnya.

(Yard)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKUTI

9,213FansSuka
27,002PengikutMengikuti
36,600PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

BERITA POPULER