KOTA, SIDOARJONEWS.id – Dugaan keterlibatan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Kabupaten Sidoarjo dalam kasus pesta seks di Surabaya membuat heboh publik. Menanggapi hal itu, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sidoarjo akhirnya buka suara dan menegaskan masih menunggu konfirmasi resmi dari pihak kepolisian.
Kasus tersebut mencuat usai polisi menggerebek pesta seks di sebuah hotel kawasan Ngagel, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Dalam operasi itu, sebanyak 34 pria diamankan, termasuk satu Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan IIIA yang diduga ikut dalam kegiatan terlarang tersebut. Beberapa peserta bahkan diketahui berasal dari luar kota seperti Bandung, Malang, dan Sidoarjo.
Kepala BKD Sidoarjo, Misbahul Munir, mengatakan bahwa pihaknya hingga kini belum menerima pemberitahuan resmi dari Polrestabes Surabaya.
“Kami belum mendapat konfirmasi apa pun dari kepolisian, jadi belum bisa mengambil langkah lebih jauh,” ujarnya.
Ia mengakui tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu dari peserta pesta tersebut adalah ASN asal Sidoarjo. Namun, pihaknya memilih menunggu data valid dan penjelasan resmi dari pihak berwenang sebelum melakukan penelusuran atau tindakan disiplin.
“Kalau nanti sudah ada pemberitahuan resmi dan datanya jelas, pasti kami tindak lanjuti sesuai ketentuan,” tegas Misbah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, bahwa setiap ASN yang terbukti melanggar kode etik dan disiplin akan diproses sesuai aturan kepegawaian yang berlaku. Sanksi bisa dijatuhkan mulai dari teguran hingga pemberhentian, tergantung tingkat pelanggaran.
Meski begitu, Misbah belum bisa memastikan langkah konkret apa yang akan diambil karena identitas dan detail pelanggaran ASN yang diduga terlibat belum diketahui. “Kami masih menunggu kejelasan nama, jabatan, dan kronologi lengkapnya,” pungkasnya. (Hnf)
