Kamis, Juli 31, 2025
spot_img
BerandaPendidikanTiga SMPN di Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi, Gandeng Sekolah Lain Mengikutinya

Tiga SMPN di Sidoarjo Jadi Percontohan Sekolah Toleransi, Gandeng Sekolah Lain Mengikutinya

KOTA, SIDOARJONEWS.id — Tiga sekolah di Kabupaten Sidoarjo dinobatkan sebagai sekolah percontohan toleransi. Ketiganya adalah SMPN 1 Taman, SMPN 1 Waru dan SMPN 1 Gedangan.

Sekolah toleransi merupakan bagian dari program Komunitas Seni Budaya BrangWetan berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan Sidoarjo dan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) Institute.

Banyak stimulus untuk siswa dan guru ternyata membuahkan prestasi yang membanggakan bagi sekolah. Hal tersebut disampaikan oleh masing-masing perwakilan sekolah percontohan toleransi dalam acara “Learning Event Model Pengembangan Toleransi di Sekolah” di Tanjung Plaza Hotel, Tretes, Pasuruan,Kamis (11/01/2024).

Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan Henri Nurcahyo, mengatakan ada 50 lembaga pendidikan sebagai penerima manfaat sebagai sekolah toleransi. Terbagi menjadi 44 SMP Negeri dan 6 SMP Swasta. Ada juga dewan pendidikan, pengawas dan guru penggerak.

“Kali ini ketiga SMPN yang sudah deklarasi Sekolah Toleransi, yaitu SMPN 1 Taman, Waru, dan Gedangan, menjadi mentor dan sekolah percontohan bagi SMP lainnya,” tutur Henri

Henri menjelaskan, SMPN 1 Gedangan membanggakan program Rareto (Ramadan, Retreat, dan Togetherness) yang merupakan ajang pertemuan siswa lintas agama, dan juga diikuti oleh guru, dan Komite Sekolah.

Sedangkan SMPN 1 Waru punya program Podcast yang semakin beragam kontennya dengan adanya program toleransi.

Sementara SMPN 1 Taman berhasil membentuk Tim Jurnalistik yang menghasilkan majalah sekolah yang seluruh divisinya ditangani oleh siswa. Di sekolah ini juga ada Satgas Toleransi yang terus aktif dan berganti generasi.

“Bahkan Kepala SMPN 1 Taman, Dra. Masroh Hidajati berhasil menulis dan menerbitkan buku berjudul Sekolah Toleransi Membangun Empati dan Simpati’ yang berisi perjalanan lengkap dan panduan menuju Sekolah Toleransi,” ucap Henri.

Acara “Learning Event Model Pengembangan Toleransi di Sekolah” mendatangkan fasilitator dari UIN Sunan Ampel Surabaya yaitu Hernik Ferisia dan M. Amin.

Mereka mendorong sekolah-sekolah bisa menyusun program-program sendiri tentang toleransi ataupun cinta tanah air dengan menyesuaikan kondisi dan lingkungan sekolah.

Sehari sebelumnya juga diadakan Diskusi Kelompok (Focus Discussion Group, FGD) dengan tema “Mewujudkan Sekolah Toleransi” yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Dr. TirtoAdi, M.Pd.

Dia mengatakan kasus intoleransi di Indonesia mengalami peningkatan drastis. Data dari Direktorat Sosial Budaya Badan Intelejen dan Keamanan Polri menyebutkan bahwa dalam tahun 2023 terjadi 30 kasus intoleransi di Indonesia.

“Ini angka yang tertinggi sejak tahun 2019 yang hanya sebanyak 7 kasus, 14 kasus, dan sempat turun drastis hanya 3 kasus. Karena itu para Kepala Sekolah, Guru, dan juga siswa harus saiyeg saeko proyo (merapatkan barisan) agar kasus intoleransi tidak meningkat lagi,” pungkasnya. (Ipung)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKUTI

9,240FansSuka
26,853PengikutMengikuti
34,300PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

BERITA POPULER