KREMBUNG, SIDOARJONEWS.id — Pembangunan betonisasi ruas jalan Krembung-Mojoruntut kembali berlanjut.
Betonisasi jalan sepanjang 410 meter itu sempat dihentikan karena ditemukan retak-retak. Puluhan pekerja pada Kamis (6/10) siang tampak sibuk menumpukan urukan di kanan-kiri beton.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BMSDA) Sidoarjo memang memutuskan untuk dilakukan over topping. Artinya, beton yang sudah terpasang sepanjang 410 meter dengan tebal 30 cm hanya diakui sebagai fondasi.
“Waduh pak, kami rugi sekitar Rp 1,2 miliar pak,” ungkap salah satu pekerja saat ditemui di lokasi.
Hamparan beton dari dekat pabrik gula Krembung ke arah selatan itu diatasnya akan dibangun beton lagi. Tebalnya sama dengan sebelumnya, yaitu 30 cm.
Dinas PUBMSDA Sidoarjo tidak akan membayar hamparan beton yang retak itu. Kontraktor pun tidak bisa mengelak atas kebijakan tersebut.
Mau tidak mau, harus kembali membangun beton sesuai spesifikasi yang ditentukan jika ingin diakui dan dibayar dinas.
”Waduh, Pak. Uang segitu (Rp 1,2 miliar) kan tidak sedikit,” keluhnya.
”Memang berat, tapi kami bisa apa kalau sudah diputuskan seperti itu. Tetap kami lanjutkan sebagai wujud tanggung jawab,” ungkapnya.
Atas keputusan tersebut, dia pun mempertanyakan apakah retakan beton hanya terjadi di Krembung-Mojoruntut. Apakah proyek betonisasi lain tidak terjadi hal serupa?
Sementara, Kepala Dinas PU BMSDA Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, belum dapat dikonfirmasi terkait dengan kebijakan terhadap kontraktor betonisasi ruas jalan Krembung-Mojoruntut.
Perlu diketahui, pembangunan ruas jalan Krembung-Mojoruntut menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023.
Betonisasi Krembung-Mojoruntut di ruas 1 sepanjang 1.283 meter. Ruas 2 sepanjang 906 meter dan dikerjakan CV. Jaya Mulia. (Ipung)
