BUDURAN, SIDOARJONEWS.id – Setelah lebih dari 24 jam tanpa henti, tim SAR gabungan kembali mencatat keberhasilan dalam upaya penyelamatan di reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Rabu (1/10/2025).
Tujuh korban berhasil dievakuasi pada hari itu. Proses penyelamatan berlangsung penuh drama, terutama karena tim harus membuka jalur baru di tengah struktur bangunan yang masih rawan runtuh.
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC), menjelaskan bahwa pencarian difokuskan di sektor Site A1.
“Setiap langkah harus dilakukan dengan perhitungan matang karena bangunan dalam kondisi sangat tidak stabil. Tim menggunakan metode penggalian dengan ukuran sempit sehingga hanya bisa dilalui dengan cara merayap,” jelas Yudhi.
Proses evakuasi berlangsung berurutan. Pada pukul 14.48 WIB, korban ke-12 ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tidak lama berselang, pukul 15.22 WIB, seorang korban bernama Haikal berhasil dikeluarkan dalam keadaan selamat.
Drama penyelamatan terus berlanjut. Pukul 18.05 WIB, korban ke-14 atas nama Muhammad Wahyudi berhasil diselamatkan. Sekitar 35 menit kemudian, pada pukul 18.40 WIB, giliran Al Fatih yang dievakuasi juga dalam kondisi selamat. Namun, hanya sepuluh menit berselang, korban ke-16 ditemukan sudah tidak bernyawa.
Kondisi semakin menegangkan ketika pukul 19.16 WIB, seorang korban lain bernama Putra berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dengan selamat. Puncaknya terjadi pada pukul 20.20 WIB, saat korban ke-18 bernama Rosi berhasil dievakuasi hidup-hidup setelah sempat tertimbun berjam-jam.
Metode penyelamatan yang digunakan terbilang ekstrem. Tim SAR menggali jalur sempit dengan kedalaman sekitar 80 cm dan diameter hanya 60 cm. Ruang terbatas itu hanya bisa dilalui dengan cara merayap. Setiap personel yang masuk harus bekerja dalam posisi tengkurap hingga tiga jam per shift untuk mencapai titik keberadaan korban.
Dalam kasus Haikal, misalnya, tim SAR terus menjaga komunikasi dan memberi semangat agar korban tetap tenang. Bahkan, suplai makanan dan minuman diberikan agar ia tetap bertahan hingga berhasil dikeluarkan. Momen itu menjadi bukti nyata dedikasi tim SAR yang bertaruh nyawa demi menyelamatkan korban.
Hingga Rabu malam, total korban yang berhasil dievakuasi sudah mencapai 18 orang. Mereka yang selamat langsung dibawa ke RSUD Notopuro Sidoarjo untuk mendapat penanganan medis intensif. Sementara itu, korban meninggal dunia dikirim ke RS Siti Hajar untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Operasi penyelamatan ini melibatkan ratusan personel dari berbagai instansi. Selain Basarnas Surabaya, tim juga diperkuat unsur TNI, Polri, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, PMI, Damkar, hingga organisasi relawan SAR dari berbagai daerah. Bahkan, dukungan juga datang dari sejumlah perusahaan besar yang mengirimkan tim rescue dan peralatan khusus.
Keberhasilan evakuasi hari ini dianggap sebagai salah satu operasi terbesar dan paling menantang di Jawa Timur dalam beberapa tahun terakhir. Perjuangan para petugas yang rela merayap di terowongan sempit, bertahan dalam posisi tengkurap berjam-jam, serta tetap memprioritaskan keselamatan korban membuat publik ikut larut dalam rasa haru sekaligus bangga.
Dengan tambahan korban selamat ini, harapan keluarga para santri yang masih menunggu di sekitar lokasi reruntuhan kembali menyala. Namun, upaya pencarian masih terus dilanjutkan hingga dipastikan semua korban sudah ditemukan. (Ard)