KOTA, SIDOARJONEWS.id – Parade Teater Sidoarjo kembali digelar tahun ini dengan mengangkat tema “Dardanella: Legacy of Theatre”. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, sejak 18 hingga 20 Juli 2025, menjadi ajang unjuk kreativitas bagi seniman teater Sidoarjo sekaligus momen mengenang kiprah Dardanella, kelompok teater legendaris asal Sidoarjo yang mendunia.
Gelaran ini diinisiasi oleh Dewan Kesenian Daerah (Dekesda) Sidoarjo dan dibuka dengan diskusi publik bertajuk “Dardanella, A Legacy of Theatre” di Rumah Budaya Malik Ibrahim, Jumat (18/7).
Opening ceremony digelar pada Sabtu (19/7) malam di Dekesda Art Centre dengan pertunjukan kolaborasi seni tradisi dan teater modern. Penampilan Reog Cemandi dan Teater Kompas MAN 1 Nganjuk menjadi sorotan utama malam itu.
Ketua Komite Teater Dekesda, Jefry Dio Firmansyah, mengungkapkan bahwa tahun ini parade teater berkolaborasi dengan 21 komunitas teater lokal Sidoarjo.
“Kalau tahun lalu kami mengusung tema Spirit of Dardanella, tahun ini lebih pada aspek warisan atau legacy dari Dardanella. Kami ingin melanjutkan semangat mereka dalam berkesenian yang mendunia,” ujarnya.
Puncak acara digelar pada Minggu (20/7) dengan menampilkan 14 pertunjukan teater modern dari kalangan pelajar hingga komunitas umum. Seluruh pertunjukan dipusatkan di Dekesda Art Centre dan mendapat sambutan antusias dari masyarakat.
Sementara itu, Ketua Dekesda Sidoarjo, Ribut Wijoto, menekankan pentingnya mengangkat kembali nama Dardanella sebagai inspirasi.
“Dardanella bukan sekadar kelompok teater, tapi juga bagian dari sejarah pergerakan kebudayaan dan kemerdekaan Indonesia. Mereka memulai dari Sidoarjo dan bisa tampil di level internasional,” jelasnya.
Ia menambahkan, nilai-nilai yang diwariskan Dardanella seperti nasionalisme, keberagaman, dan semangat kewirausahaan perlu dihidupkan kembali di tengah generasi muda. “Ini bukan sekadar pertunjukan seni, tapi juga wadah membentuk karakter dan semangat kebangsaan,” tegas Ribut.
Dengan semangat itu, Parade Teater Sidoarjo #2 tidak hanya menjadi ajang seni, tetapi juga ruang refleksi terhadap sejarah dan motivasi baru untuk terus berkarya. Dekesda berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang lebih besar di tahun-tahun mendatang. (Hnf)