Senin, Agustus 18, 2025
BerandaKomunitasBangun Ekosistem Sekolah Toleransi Harus Dimulai dari Semua Warga Sekolah Hingga Tukang...

Bangun Ekosistem Sekolah Toleransi Harus Dimulai dari Semua Warga Sekolah Hingga Tukang Kebun

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kabupaten Sidoarjo sudah mempunyai tiga percontohan sekolah toleransi, yaitu SMPN 1 Taman, SMPN 1 Waru dan SMPN 1 Gedangan. Namun dalam menumbuhkan sikap toleransi tidak cukup hanya tiga sekolah saja, perlu lebih banyak lagi.

Dalam mewujudkan hal tersebut, Komunitas Seni Budaya BrangWetan yang didukung Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo dan Forum Wartawan Sidoarjo (Forwas) Institute menggelar ‘Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi’ di Fave Hotel Sidoarjo, Kamis (18/1/2024).

Acara tersebut bagian dari program Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) yang sudah dimulai sejak tahun 2020 lalu dengan mendatangkan M Amin Hasan, MPd dari UIN Sunan Ampel Surabaya dan juga dihadiri ini Kabid Peningkatan Mutu Disdikbud Sidoarjo, Dr Netty Lastiningsih dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Sidoarjo, Kartini, MPd.

Dalam kesempatan ini, M Amin Hasan mengatakan dalam menciptakan ekosistem toleransi tidak cukup hanya sebatas ucapan dan administrasi saja. Melainkan harus ada tindakan nyata dari lingkungan sekolah itu sendiri.

“Mewujudkan sekolah toleransi harus melibatkan semua ekosistem sekolah, mulai dari kepala sekolah, siswa, guru bahkan tukang kebun juga harus memiliki sikap toleransi,” katanya.

Amin Hasan menuturkan, bahwasanya toleransi harus juga ditunjukkan melalui ucapan, sikap, dan perbuatan, bahkan juga melalui simbol-simbol. Misalnya Busana guru, itu juga termasuk bagian dari kurikulum karena akan dinilai oleh siswa.

“Yang namanya kurikulum itu bukan sebatas apa yang diajarkan di dalam kelas, melainkan apa yang dilakukan dan ditunjukkan oleh sikap guru,” ujar Amin yang juga menjadi Konsultan Pendidikan Kemendikbud dan juga pengajar mata kuliah Kurikulum di UIN itu.

Untuk itu, Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan, Henri Nurcahyo menyampaikan project CBCTA ini sudah memasuki gelombang ketiga. Tahun ini melibatkan 50 sekolah yang terdiri dari 43 SMP Negeri dan 7 SMP Swasta serta ada 5 orang pengawas.

“Nah 50 sekolah ini nantinya akan deklarasi Sekolah Toleransi yang direncanakan bulan Mei nanti,” ucap Henri yang juga sebagai Project Manager CBCTA #3.

Ia menambahkan, jika program tersebut tercapai, maka Kabupaten Sidoarjo akan menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki sekolah toleransi.

“Hal ini menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Toleransi pertama kali dan terbanyak, “pungkasnya. (ipung)

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

IKUTI

9,235FansSuka
26,434PengikutMengikuti
34,400PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

BERITA POPULER