KOTA, SIDOARJONEWS.id — Kasus Tuberkulosis (TBC) mengalami kenaikan drastis dalam empat tahun terakhir di Sidoarjo. Hal ini memantik keprihatinan dari sejumlah pihak pegiat sosial kesehatan di Sidoarjo.
Dalam rentang waktu empat tahun terakhir, yakni sejak tahun 2019 hingga 2022, kenaikan paling signifikan terjadi pada tahun perjalanan tahun 2021 ke tahun 2022. Pada tahun 2021, Dinkes Sidoarjo mencatat, ada sebanyak 11.704 temuan kasus dugaan pengidap TBC di Sidoarjo.
“Di tahun 2022 itu, kami semakin gencar melakukan penelusuran, hingga angka 31.963 dugaan kasus TBC. Tingginya angka ini bukan berarti negatif, melainkan positif karena penanganan bisa segera dilakukan dengan harapan angka sebarannya bisa ditekan,” kata Kepala Dinkes Sidoarjo (Dinkes), Fenny Apridawati, dalam giat upaya bersama penanggulangan TBC bersama Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera, Kamis (5/1/2023).
Dari angka 31.963 terduga kasus TBC di Kota Delta itu, Fenny menyebut, penanganan yang dilakukan Dinkes cukup signifikan juga. Dia mencatat, sedikitnya ada 4.294 kasus yang sudah ditangani Dinkes dalam pendataannya.
“Kenapa kok cuma 4.294, karena ada beberapa kasus lain yang itu ditangani oleh rumah sakit swasta juga. Namun, upaya kami tidak berhenti di sini, target kami, pada tahun 2025 nanti, insiden kasus TBC ini bisa turun tereleminasi hingga angka 50 persen,” ucapnya.
Guna dapat meningkatkan angka eliminasi kasus itu, tentu diperlukan peranan berbagai pihak di dalamnya. Hal ini kemudian ditanggapi positif oleh Kepala Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Kabupaten Sidoarjo, Siti Setyani.
“Kami siap mendukung langkah pemerintah dalam upaya mengeliminasi angka kasus TBC di Sidoarjo,” katanya.
Siti menyebutkan, saat ini yayasannya sudah memiliki 60 kader yang tersebar di seluruh Puskesmas di Sidoarjo. Para kader kesehatannya itu, menurutnya, dibekali dengan berbagai kemampuan penanganan untuk memfasilitasi para pengidap TBC. Tujuannya, tambahnya, agar mendapat perawatan medis yang tepat.
“Tidak hanya siap membantu mengantar jemput pasien, kami juga melakukan pendampingan pada para pasien ini. Karena warga yang mengidap TBC ini perlu mendapatkan perhatian khusus,” ucapnya.
Dengan adanya sinergitas ini, Siti mengharapkan angka kasus TBC bisa ditekan sesuai dengan target pemerintah. Dia pun juga membuka kesempatan pada warga lain yang ingin bergabung dengan yayasannya untuk melakukan kerja sosial ini dalam penanganan kasus TBC di Sidoarjo.
“Pada intinya, nanti kader diberikan training yang mumpuni dan terlatih sesuai tagline kami TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh). Kami siap membangun sinergitas bersama dalam upaya penanggulangan TBC di Sidoarjo,” ujarnya. (Dimas)