TULANGAN, SIDOARJONEWS.id – Puluhan ibu balita, kader posyandu dan ibu hamil berkumpul di Balai Desa Grogol, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Mereka diberi edukasi pencegahan anak stunting.
Kegiatan pengabdian masyarakat pencegahan stunting dengan meningkatkan gizi dan aktivitas fisik ibu hamil merupakan inisiatif dari Universitas PGRI Adi Buana Surabaya melalui hibah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenbud Ristek).
Ketua Pelaksana Riga Mardhika, S.Pd., M.Or., menjelaskan, program pengabdian ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama pesertanya ibu balita dan kader posyandu dilaksanakan pada 13 Agustus kemarin. Sesi kedua senam fisik untuk ibu hamil digelar pada 15 Agustus.
Ada tiga orang tim riset dari Unipa Surabaya dalam program pengabdian masyarakat, mereka adalah Riga Mardhika, S.Pd., M. Or., dan Dr. I Gede Dharma Utamayasa, M.Pd., serta Ervin Nurul Affrida S.Pd., M. Si.
“Tujuan kami mengadakan kegiatan ini untuk memberikan informasi kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki balita tentang pencegahan terjadinya stunting pada anak balita dan usia dini,” kata Riga Mardhika saat dikonfirmasi pada Jum’at (16/8/2024).
Menurut Kepala Desa Grogol, Titik Fidiyati, menyampaikan, ada sekitar delapan anak yang terindikasi stunting. Adanya penyuluhan dari Unipa Surabaya ini tentu akan berdampak positif bagi masyarakat.
“Mudah-mudahan materi dan ilmu yang diberikan ini bisa memberikan manfaat kepada warga disini,” harapnya.
Pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap pencegahan stunting. di Indonesia jumlah stunting sekira 21,6 persen dan ditarget turun sebesar 14 persen di tahun 2024.
Dalam upaya mencapai target tersebut penyuluhan kepada masyarakat secara langsung sangat penting untuk membuka kesadaran mereka.
Stunting terjadi bukan hanya pada anak dengan ekonomi rendah. Kadang orang tua dengan perekonomian menengah ke atas, anaknya juga mengalami gejala stunting.
“Harapan kami meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat, gizi seimbang dan beraktivitas fisik, seperti senam dan lainnya untuk mencegah stunting,” ucap Riga.
Riga juga mengucapakan terimakasih kepada Kemendikbud Ristek yang telah memberikan kepercayaan pada tahun anggaran 2024 mendukung program pengabdian ini sehingga berjalan dengan lancar.
“Pencegahan stunting ini tidak bisa langsung dituntaskan saat ini juga. Ke depan kami akan lakukan secara kontinu atau terus menerus,” pungkasnya.
Kenali Stunting dan Cara Pencegahannya
Ada dua narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat untuk pencegahan anak stunting. Mereka adalah Pendra Fujilestari dan Ibu Sumarni, keduanya merupakan bidan desa Grogol Kecamatan Tulangan.
Menurut Sumarni, stunting merupakan masalah kesehatan yang sudah ada sejak lama, seperti gizi buruk, terserang infeksi berkali-kali, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Namun, penyebab stunting yang paling banyak adalah karena kekurangan gizi.
Salah satu anak itu mengalami stunting adalah berat badan tidak naik bahkan akan cenderung menurun, lebih pendek dari teman seusianya, anak cenderung lebih pendiam, anak lebih mudah terserang/terinfeksi berbagai penyakit.
“Disini kami anjurkan setiap ibu hamil meminum tablet penambah darah dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Seperti ati, telur, ikan. Jadi tidak melulu soal minum obat. Makanan juga menunjang pertumbuhan anak. Utamanya dalam 1000 hari pertama kehidupan,” pungkasnya. (ipung)