BUDURAN, SIDOARJONEWS.id — Upaya pencarian dan evakuasi korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus dilakukan tanpa henti hingga hari kedelapan, Senin (6/10/2025). Tim SAR gabungan kembali menunjukkan dedikasinya di tengah kondisi puing yang semakin rapuh dan kompleks.
Hingga Senin malam, total 12 korban dan satu bagian tubuh (body part) berhasil dievakuasi dari sektor A2 dan A3. Proses panjang itu dimulai sejak dini hari pukul 03.35 WIB hingga menjelang malam. Menurut laporan resmi operasi SAR H.8, korban pertama yang berhasil dievakuasi adalah korban ke-67 yang ditemukan di sektor A3. Setelah itu, proses berlanjut secara beruntun di sektor A2, di mana tim menemukan korban ke-68 hingga korban ke-78.
Salah satu temuan pada pukul 14.50 WIB cukup memilukan, yakni bagian tubuh (badan dan kaki kanan) yang teridentifikasi sebagai korban ke-71. Meski demikian, seluruh unsur SAR tetap menjalankan prosedur evakuasi dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan terhadap korban.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit P. H., S.IP., M.M., selaku On Scene Coordinator (OSC) di lapangan, menjelaskan bahwa proses pencarian masih berlanjut dengan fokus pada sisi utara reruntuhan yang belum terintegrasi dengan struktur utama.
“Kami terus berupaya semaksimal mungkin mengevakuasi seluruh korban. Area pencarian kini difokuskan pada bagian utara bangunan yang diperkirakan masih terdapat korban di bawah tumpukan material berat,” ujar Nanang Sigit.
Hingga laporan terakhir, total korban yang telah ditemukan sejak awal operasi mencapai 78 orang, termasuk 6 bagian tubuh (body part). Dari jumlah keseluruhan, 104 orang berhasil selamat, sementara 65 orang dinyatakan meninggal dunia.
Nanang menambahkan, medan pencarian di hari kedelapan ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim gabungan. Beberapa bagian bangunan yang runtuh memiliki struktur beton yang saling bertumpukan sehingga memerlukan peralatan berat seperti crane, excavator breaker, dan cutting tools untuk mempercepat proses evakuasi tanpa menimbulkan keruntuhan susulan.
“Koordinasi antara Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan pihak pesantren terus kami jaga agar setiap tahapan evakuasi berjalan aman dan cepat. Meski kelelahan fisik sangat terasa, semangat tim tidak surut karena kami semua ingin memastikan seluruh korban berhasil ditemukan,” tambahnya.
Sementara itu, suasana haru masih terasa di sekitar lokasi pondok. Keluarga korban yang menunggu di posko utama tampak sedih setiap kali ambulans membawa jenazah keluar dari area reruntuhan. Doa dan zikir terus mengalun, menyertai proses evakuasi yang kini memasuki fase akhir.
Tragedi ambruknya gedung Ponpes Al-Khoziny menjadi duka mendalam bagi masyarakat Sidoarjo dan dunia pendidikan pesantren. Namun di balik kesedihan itu, keteguhan dan kerja keras tim SAR gabungan menjadi bukti nyata pengabdian kemanusiaan yang tidak mengenal waktu, bahkan hingga malam hari di hari kedelapan pencarian. (Ard/Hnf)