TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id — Hujan deras yang mengguyur Sidoarjo dalam dua hari ini membuat enam ruang kelas SMPN 2 Tanggulangin terendam banjir, Kamis (18/1/2024).
Selain ruang kelas, halaman sekolah yang berada di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin juga tergenang air. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo turun langsung melihat kondisi sekolah tersebut.
Tim pengembang sekolah SMPN 2 Tanggulangin Asyri Basuki mengatakan, untuk sementara proses belajar mengajar siswa di pindah ke ruang laboratorium, ruang komputer, dan keterampilan.
“Ada 6 kelas yang terendam banjir, yaitu kelas 9A sampai 9 D, kemudian kelas 8D dan 8E,” kata Asyri Basuki saat ditemui di SMPN 2 Tanggulangin, Kamis (18/1/2024).
Untuk mengurangi debit air, pihak sekolah memasang satu pompa listrik yang sudah beroperasi dari kemarin. Namun tidak banyak membantu mengurangi banjir disana.
SMPN 2 Tanggulangin sebenarnya juga diberikan pompa dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (DPUBMSDA) Sidoarjo.
Sayangnya, pompa tersebut tidak dapat difungsikan, karena tidak ada pembuangan air yang disedot. “Ketika mau dibuang disamping sekolah ada kolam milik warga. Jadi tidak bisa,” ungkap Asyri.
Saat ini ada sekira 656 siswa di SMPN 2 Tanggulangin. Jika banjir terus meningkat, rencananya pihak sekolah akan memberlakukan sistem pembelajaran daring. Sebab, kalau dipaksa masuk setiap hari, ruangannya tidak cukup.
“Kami sudah siapkan rencana sehari masuk dan sehari belajar daring, kalau masuk tiap hari kasian juga siswanya. Untungnya siswa di sini sudah terlatih, karena banjirnya terjadi setiap tahun,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo Tirto Adi menegaskan, dinas sudah menyiapkan sejumlah solusi jangka pendek dan jangka menengah untuk mengatasi banjir tahunan di SMPN 2 Tanggulangin.
“Kita sudah buat skema penyelesaian, jangka pendek dan menengah. Tahun 2024 sudah ada anggaran Rp 1,2 miliar untuk peninggian ruang kelas,” katanya.
Selain peningkatan ruang kelas, Tirto menjelaskan para siswa juga sudah dibagikan sepatu both untuk bisa tetap melanjutkan proses belajar mengajar.
“Anak-anak ini sudah dibagikan sepatu both karet. Jadi walaupun banjir pembelajaran tetap jalan,” pungkasnya. (Ipung)