JABON, SIDOARJONEWS.id – Titin Sumiarsih, seorang perempuan di Desa Semambung, Kecamatan Jabon, kabupaten Sidoarjo, menjadi viral setelah mengunggah video keluhan karena tak kunjung mendapat bantuan sosial (bansos) di tengah pandemi Covid-19.
Dalam video yang diunggahnya ke Facebook itu, Titin mengeluh karena tak mendapat bantuan sosial.
Dia juga menyindir karut marutnya data penerima bantuan.
“Yang telah mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidak akan mendapatkan bantuan sembako. Namun nyatanya, ya mendapat BLT, ya mendapat sembako,” terang Titin yang mengaku tidak mendapat keduanya, Kamis (7/5/2020).
Ia menyindir warga lain yang secara ekonomi jauh lebih mapan namun mendapat BLT yang keluar setiap tiga bulan sekali.
Ia menanyakan kepada perangkat desa namun dijawab bahwa data penerima bantuan sudah ada dari atas.
Dalam videonya, Titin juga berharap kepada Presiden Joko Widodo untuk melihat langsung kondisi ekonomi warga desanya.
Ditemui di rumahnya yang sangat sederhana, Titin menceritakan bagaimana dan dimana video tersebut Ia buat, juga suaminya yang menganggur.
Termasuk perangkat desanya yang meminta untuk menghapus video termasuk akun facebooknya. (Satria).
Kenapa perangkat desa kok minta untuk menghapus postingan tsb? Malu ta ? Memang seperti itulah yg terjadi di beberapa wilayah terutama di desa-desa yg aparatur desanya terlanjur bobrok.
Bener berdampak
Saya rasa kurang pas dalam membuat judul berita, deskripsi tidak sesuai judul. Mohon untuk memperhatikan 5W+1H dalam membuat karya jurnalistik.
katanya data dari yg di atas..masa iya dari yg di atas data langsung sendiri.klau gak dari rt/rw dan pak lurah.pak lurah gak mala ngasih solusi mala di suruh hapus akun fb,apa pak lurah nya takut tercemar dan takut di angkut kpk.
sabar mbk ber arti mbk nya termasuk orang kaya klau gak dapat bantuan..itu orang2 yg kayak termasuk orang miskin..wong bukan hak nya kok di mbat aja.gak cuma di daerah mbk aja kayak gt tempat saya juga pemberian pkh yg gak pas sasaran.balai desa sekarang gak ada maanfaatnya ngurus apa2 di bikin ruwet.klau ada uang aja langsung jadi.gimana yg bawah gak korupsi bapak bupatinya aja juga korup.benar kata roma irama yg kaya semakin kaya yg miskin semakin miskin.salam damai cuma unek2 aja🙏
Gk usah di hapus mbak ben ngerti kabe kinerja prangkat desa nya biar tau rasa ben terkenal pisan koyok sampean mbk
Gak usah di hapus akun facebooknya, kalo emg gak ada kesalahan dari pihak parangkat desa setempat, knp harus resah apalagi takut, ibu titin hanya mencoba untuk mengutarakan aspirasinya..
Banyak pengajuan dari rt yg ditolak pemerintah daerah. Itu yang dialami mertua saya yang sebagai ketua rt. Dengan berbagai alasan. Yang kurang jelas.
Kenyataanya memang spt itu. Gk tepat sasaran
Saranku ora usah di hapus, biar ini jadi pembelajaran untuk semuanya. Saya juga perangkat desa, setau saya, data itu ya berawal dr RT RW baru Pak Kasun. Kalo disini (Desa Saya) wajib dan harus ada musyawarah sebelumnya di tingkat Dusun, dengan di lengkapi berita acara dan daftar hadir. Kemudian di verifikasi oleh pihak Desa, dan akan di MUSDES (Musyawarah Desa) kan bersama CAMAT dan jajarannya. Kriterianya memang benar, yg sebelumnya sama sekali belum mendapatkan bantuan akan di berikan BLT. Dan BLT itu beda juga dengan bantuan orang yang di karantina, orang yg di karantina akan mendapatkan bantuan khusus sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari2.
Mungkin itu sedikit cerita dr Desa kami, semoga bisa menjadi contoh yang baik untuk Desa2 lain.
🤣🤣🤣🥰🥰🥰