MADRID, SIDOARJONEWS.id — Real Madrid tampil sebagai juara Liga Spanyol musim 2019/20. Real meraih trofi liga ke-34 nya setelah mengalahkan Villarreal 2-1 di Stadion Estadio Alfredo Di Stefano, Jumat (16/7) pagi tadi. Dua gol kemenangan Real Madrid dicetak oleh Karim Benzema.
Di waktu bersamaan, rival Real Madrid, Barcelona, justru kalah di kandang sendiri. Barca takluk 1-2 dari Osasuna yang mencetak gol penentu kemenangan di menit ke-94.
Kombinasi hasil ini membuat perolehan poin Real Madrid (86) tidak lagi terkejar oleh Barcelona (79 poin) meski Liga Spanyol masih menyisakan satu pertandingan. Bilapun Real Madrid kalah di laga terakhir, itu tidak akan mengubah predikat juara.
Keberhasilan Real Madrid mengungguli Barcelona dalam perebutan gelar Liga Spanyol musim 2019/20 terbilang istimewa. Sebab, ketika Liga Spanyol kembali dilanjutkan pada 12 Juni lalu usai off sejak 11 Maret silam akibat pandemi, Los Blancos–julukan Real Madrid sejatinya bukan favorit utama.
Kala itu, dengan sisa 11 pertandingan, Real Madrid masih ada di peringkat dua dengan 56 poin. Barcelona masih memimpin klasemen dengan raihan 58 poin.
Artinya, seandainya berhasil memenangi 11 pertandingan secara beruntun, Real Madrid belum tentu juara bila Barcelona juga melakukan hal serupa.
Yang terjadi kemudian, Madrid tampil konsisten dengan terus meraih kemenangan. Laga melawan Villarreal dini hari tadi merupakan kemenangan ke-10 beruntun Madrid.
Sebaliknya, Barcelona justru tampil labil. Dalam 10 pertandingan, Barcelona meraih tiga kali hasil imbang. Dan pagi tadi, kalah di kandang sendiri.
Ya, Real Madrid terbukti lebih konsisten dibanding Barcelona. Real yang awalnya tertinggal dua poin, dalam 10 pertandingan kemudian, berbalik unggul 7 poin dari Barcelona.
Dan, tentu saja, keberhasilan Real Madrid juara Liga Spanyol, tidak lepas dari kehebatan sang pelatih, Zinedine Zidane. Dia berhasil memenuhi janjinya.
Ketika kembali ditunjuk melatih Real Madrid pada 12 Maret 2019 silam–usai mundur dari klub pada Juni 2018–Zidane memang menargetkan gelar juara Liga Spanyol sebagai prioritas.
Dia mungkin penasaran. Sebab, di masa periode pertamanya melatih Real (2016/2018), dia bisa juara Liga Champions tiga kali beruntun dari tahun 2016, 2017, dan 2018. Namun, Zidane hanya bisa meraih gelar Liga Spanyol sekali di musim 2016/17.
Dalam wawancara dengan Marca seusai kemenangan atas Villarreal, Zidane bahkan menyebut gelar liga ini membuatnya lebih bahagia ketimbang trofi Liga Champions.
“The Champions League is the Champions League, but this league title makes me happier because LaLiga is amazing,” ujar Zinedine Zidane dikutip dari Marca.
Gelar ini juga sangat bermakna bagi Real Madrid. Sebab, mereka akhirnya bisa juara liga ketika tidak lagi diperkuat sang “mantan terindah”, Cristiano Ronaldo yang kini berseragam Juventus. Sementara Barcelona masih diperkuat Lionel Messi.
Seperti judul ulasan Marca: “Real Madrid show they can beat Messi’s Barcelona without Cristiano Ronaldo”.
Tanpa Ronaldo, Zidane memperlihatkan kepiawaiannya dalam memainkan starting XI pemainnya. Zidane tidak hanya mengandalkan para pemain lawas seperti Sergio Ramos, Marcelo, Casemiro, Luka Modric, Toni Kroos, dan Karim Benzema.
Dia juga memasukkan beberapa nama baru seperti Eden Hazard, Ferland Mendy, Federico Valverde, hingga Rodrygo. Merekalah yang bergantian menghuni tim inti Madrid. Dan Zidane terbukti mampu meracik sebuah tim yang tangguh, meski tidak punya pemain dengan pengaruh seperti Ronaldo.
Peran Ronaldo sebagai pemain berpengaruh di lapangan, diambil alih oleh Sergio Ramos. Selain menjadi kapten tim, Ramos juga mencetak 10 gol. Enam diantaranya dari penalti. Sementara tugas mencetak gol bisa dijalankan Benzema dengan baik. Benzema musim ini sudah mencetak 19 gol. Selamat Real Madrid. (hs).