KOTA, SIDOARJONEWS.id – Perjalanan Esports sebagai cabang olahraga baru di Indonesia tidak bisa dikatakan akan mulus. Sebab, meski ada banyak sekali peminat khususnya dari generasi milenial, bila dibandingkan dengan cabang olahraga lain yang telah terbangun ekosistem hulu – hilirnya, Esports masih memiliki banyak tantangan di depan mata.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah melakukan edukasi kepada masyarakat agar stigma buruk yang telah melekat pada game dapat berubah.
Sebab, selama ini game senantiasa dilabeli dengan predikat pembawa dampak negatif bagi anak. Stigma yang masih melekat, khususnya di benak para orang tua ini menjadi tantangan bagi pegiat Esports.
Ketua ESI Sidoarjo, Andry Harmoko mengakui adanya tantangan tersebut. Untuk itu, pihaknya senantiasa terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang Esports. Bahwa game tidak akan membawa dampak buruk selama mampu mengatur waktu antara berlatih, belajar, dan menjalankan kewajiban sebagai seorang anak di rumah.
“Satu hal yang terus kami tekankan kepada para atlet dan calon atlet Esports, bahwa mereka harus mempu mengatur waktu. Kapan waktunya berlatih untuk persiapan pertandingan dan kapan harus menjalankan kewajiban selainnya. Menjadi atlet Esports bukan berarti kemudian boleh meninggalkan kewajiban belajar,” ujarnya, kemarin.
Andry bersyukur, edukasi yang terus ia dan rekan-rekannya lakukan mendapat sambutan positif dari Kepala SMAN 4 Sidoarjo. Pihaknya akan terus melakukan edukasi serupa di sekolah-sekolah se Sidoarjo dan masyarakat luas.
“Kami akan terus melakukan edukasi seperti ini agar masyarakat bisa tahu bahwa Esports itu sama seperti cabang olahraga lain yang memberi dampak positif bagi peminatnya,” ujarnya.(Affendra F)