KOTA, SIDOARJONEWS.id – Tidak sulit bagi warga Sidoarjo untuk mendapati kondisi trotoar yang memprihatinkan. Tak perlu jauh-jauh ke pinggiran kota, di kawasan dekat Alun-alun Sidoarjo yang merupakan pusat pemerintahan, penampakan trotoarnya terlihat kurang terurus.
Selain nampak kotor, banyak bagian trotoar yang rusak bahkan berlubang. Padahal, trotoar merupakan hak bagi para pejalan kaki. Imbasnya, bukan hanya membuat para pejalan kaki tidak nyaman, tetapi juga membahayakan.
“Mungkin karena inilah, kultur warga Sidoarjo kurang suka jalan kaki. Sehingga mau beranjak ke tempat yang dekat pun tetap menggunakan motor,” ujar Heri Prasetyo, salah seorang warga yang melintas, Kamis (3/2).
Heri mengaku sempat melihat sendiri penyebab kerusakan trotoar di depan Museum Joang tersebut. Yakni ketika petugas menebang pohon yang ada di sepanjang trotoar. “Waktu itu saya sedang berangkat kerja, lihat petugas menebang pohonnya pakai beckho mini? Pohon-pohon idirobohin sampai akarnya yang tercabut merusak trotoar,” ungkapnya.
Tak hanya di depan Museum Joang, trotoar di seberang jalan juga nampak kotor dan kumuh. Bahkan saat kawasan perbankan tersebut ramai pengunjung, trotoar di depannya acapkali beralih fungsi menjadi parkiran.
“Sore ketika pulang kerja, saya juga beberapa kali melihat pengguna motor yang membawa motornya naik ke trotoar di kawasan Gedangan,” sambungnya.
Menurut Heri, pemandangan ini jadi sinyal, Kabupaten Sidoarjo belum ramah pejalan kaki karena infrastruktur yang merupakan hak pejalan kaki belum semuanya terpenuhi.
“Harapan saya, selain trotoarnya diperbaiki, warga juga diajak untuk sama-sama menjaga trotoar. Sebab, bila kultur berjalan kaki bagus, polusi udara juga makin minim. Begitu juga kemacetan di jalan raya,” sambungnya. (Affendra F)