KOTA, SIDOARJONEWS.id — Perayaan tahun baru Imlek selalu identik dengan kue keranjang yang juga biasa disebut Nian Gao. Kue yang juga disebut Tie Kwe dalam dialek Hokkian ini terbuat dari tepung ketan dan gula.
Salah satu pembuatnya adalah Tok Swie Giok. Perempuan yang kini sudah berusia 80 tahun ini merupakan pembuat dan produsen kue keranjang satu-satunya di Kota Delta.
Sepuluh hari menjelang perayaan Imlek seperti saat ini, Selasa (21/1/2020), Tok Swie Giok beserta tiga anaknya terlihat sibuk.
Meja panjang di ruang tengah rumahnya di Jalan Raden Patah Sidoarjo, penuh dengan kue keranjang. Kue-kue tersebut sudah dikemas dan siap diambil pemesannya.
Tok Swie Giok tidak bisa mengingat secara tepat, tahun berapa persisnya ia memulai usaha kue keranjangnya. Tapi yang jelas, sudah sangat lama. Sekira tiga dekade silam.
“Ya kira-kira sejak tiga puluh tahun yang lalu. Usaha ini merupakan warisan orang tua saya,” terangnya.
Kue keranjang memang kue musiman. Permintaan terbesar terjadi sepuluh hari menjelang perayaan Imlek. Dalam sehari, Tok Swie Giok mampu memproduksi lebih dari 500 buah kue keranjang. Kue berwarna cokelat itu dijualnya Rp 17 ribu per buah.
Pelanggan Tok Swie Giok tidak hanya dari Sidoarjo dan sekitarnya. Tetapi sudah meluas hingga luar pulau. “Permintaan tidak hanya datang dari pulau Jawa, namun kue keranjang ini juga terbang ke Bali, Jakarta hingga Makasar,” imbuh Ibu tiga putra ini.
Tan Tek Swee, anak ketiga dari Tok Swie Giok menyampaikan, pembuatan kue keranjang ini butuh waktu yang tidak sebentar. Bisa berjam-jam.
“Bahannya dari ketan dan gula karamel. Lalu dikukus selama 4 jam. Setelah itu dijemur sekitar sepuluh menit agar uap airnya hilang,” jelasnya.
Meskipun berbahan dasar sederhana, tetapi menirunya tidak gampang. Apalagi untuk rasanya. Buktinya, sejak puluhan tahun hingga kini, di Sidoarjo tidak ada pembuat kue bulan selain Tok Swie Giok. (Satria)
Boleh tau alamat yg jual kue keranjang