KOTA, SIDOARJONEWS.id — Titik penyekatan jalan di Sidoarjo sebagai upaya optimalisasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat semakin bertambah.
Di masa awal berjalannya PPKM Darurat, ada enam titik lalu lintas yang disekat. Update terbaru yang diterima sidoarjonews.id, saat ini terdapat delapan titik penyekatan lalu lintas di Sidoarjo.
Rekayasa atau pengalihan lalu lintas juga telah disiapkan sebagai imbas dari penyekatan ini. Semua kendaraan kecuali ambulance, TNI, Polri, dan Nakes dilarang melintas.
Delapan titik penyekatan beserta pengalihan lalu lintas tersebut yakni Simpang 3 Polsek Candi dari Selatan ke Utara dialihkan menuju lingkar Timur. Kemudian Simpang 4 Celep dari Selatan ke Utara dialihkan ke Jl. Airlangga. Lalu, Simpang 4 Kutuk dari Timur dan Selatan diarahkan ke Kutuk Barat.
Ada juga di Depan RS Delta Surya dari Barat ke Timur diarahkan ke Jalan Raya Pondok Jati. Selanjutnya di Bundaran GOR ke arah Timur menuju Jl. Pahlawan ditutup. Antartika dari Utara menuju Selatan diarahkan ke Jl. Raya Siwalanpanji.
Traffic Light Maspion 2 dari arah Utara ke Selatan diarahkan ke Lingkar Timur. Serta Simpang 3 pabrik paku, Waru dialihkan ke Jl. Brigjen Katamso.
Pengalihan arus lalu lintas ini membuat sejumlah jalan yang menjadi alternatif mengalami kemacetan terutama di pagi dan sore hari. Seperti di Jl. Brigjen Katamso, Waru.
“Sekarang di sini selalu macet setiap jam berangkat dan pulang kantor,” ujar Taufiq, warga Desa Wedoro, Waru, Jumat (15/7).
Taufik juga mengatakan kemacetan ini membuat warga di sekitar Jalan Brigjen Katamso terhambat mobilitasnya. Terutama kendaraan yang memiliki urgensi untuk melintas.
“Seringkali ada ambulans terjebak kemacetan. Jalan ini (Brigjen Katamso) tidak terlalu lebar. Jadi bila macetnya parah, susah membuka jalan untuk ambulans atau kendaraan darurat lainnya,” imbuh dia.
Selain itu, banyaknya titik penyekatan juga membuat warga semakin bingung mencari jalan alternatif.
“Bingung juga bagi wirausaha seperti kami yang tidak ada kepastian gaji (bulanan) dari APBD. Mobilitas terhambat artinya perekonomian kami juga terimbas, sedang keluarga harus makan setiap harinya,” ujarnya. (Affendra F)