KOTA, SIDOARJONEWS.id — Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono, tetap memperhatikan kelayakan infrastruktur sekolah-sekolah meski proses belajar mengajar di Sidoarjo masih dilaksanakan jarak jauh via daring. Seperti hari ini, Sabtu (5/12), Hudiyono mengunjungi SDN Medaeng 2.
Kunjungan ini merupakan wujud respons cepat dari Pj Bupati Hudiyono setelah beberapa waktu lalu mendapat laporan bahwa sekolah tersebut mengalami kebocoran ketika hujan deras. Hudiyono ingin meninjau langsung kondisi SDN Medaeng 2 Kec. Waru tersebut..
Menurut penuturan salah seorang guru SDN Medaeng 2, Bambang Slamet, sebagian bangunan sekolah merupakan bangunan tua. Bagian gedung yang kini digunakan sebagai koperasi siswa dan gudang usianya sudah lebih dari 45 tahun. Sedangkan ruang kepala sekolah dan ruang guru dibangun sejak tahun 1990an.
“Bangunan yang digunakan sebagai ruang kepala sekolah dan ruang guru ini mengalami kebocoran saat hujan. Kuda-kuda bangunan ini sudah rusak. Begitu juga ruang koperasi dan gudang,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Bambang, ada satu kelas yang bocor. Ruang kelas ini bersebelahan dengan gedung yang baru saja dibangun. Hanya saja tinggi atap gedung baru tidak sama dengan gedung lama. Alhasil, air masuk dalam sela-sela perbedaan ketinggian atap tersebut.
Melihat kondisi tersebut, Pj. Bupati Hudiyono meminta Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Sidoarjo agar segera melakukan proses lelang pada bulan Desember 2020 agar proses perbaikan SDN Medaeng 2 bisa segera dilaksanakan.
“Dan pada bulan Januari 2021 supaya sudah bisa langsung dikerjakan,” kata Cak Hud, sapaan akrab Hudiyono.
Cak Hud menegaskan, perbaikan sekolah ini sifatnya mendesak. Karenanya harus jadi prioritas. Apalagi program pemerintah pusat pada Januari mendatang sudah mulai pembelajaran tatap muka.
“Jangan sampai waktu pembelajaran tatap muka kondisi sekolah tidak bisa dipakai karena rusak, justru sangat disayangkan,” ujarnya.
Untuk itu, sambung Cak Hud, renovasi bagian bangunan yang rusak, harus segera dilakukan agar saat mulai dilakukan proses belajar mengajar di kelas, tidak ada problem yang menghalanginya.
“Itu semua untuk kebaikan tenaga pendidik (guru red,) yang mengajar dan juga anak didik (siswa red,) yang belajar,” ujarnya. (Affendra)