KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kebiasaan merokok dengan melinting sendiri daun tembakau kering, dulu identik dengan orang-orang tua di desa. Namun kini, kebiasaan yang memiliki sebutan gaul “Tingwe” alias “Linting Dewe” ini justru semakin digemari anak-anak muda di perkotaan.
Banyak anak muda memilih beralih ke rokok tingwe, diduga karena harga rokok pabrikan yang kini semakin mahal. Secara harga, membeli bahan baku seperti tembakau kering, cengkeh, dan kertas papir memang jauh lebih murah dari pada harga sebungkus rokok. Apalagi di masa pandemi ini setiap orang ingin menghemat pengeluaran bulanannya.
M. Hasim, salah satu penikmat rokok tingwe mengaku dapat berhemat lebih dari separuh pengeluaran rokoknya sebulan. Pemuda yang lahir di Sidoarjo 26 tahun silam ini baru dua bulan beralih jadi penikmat tingwe.
“Biasanya uang rokok per bulan bisa mencapai 100 ribu. Tapi kalau beli tembakau sendiri, cengkeh dan kertas papir, kalau dihitung-hitung tidak sampai 50 ribu. Itu sudah bisa untuk satu bulan,” ujarnya saat ditemui di salah satu warkop di Wonoayu, Rabu (3/9).
Perbedaan harga yang jauh dibandingkan membeli rokok pabrikan membuat tingwe semakin dicari. Meski demikian, Hasim menegaskan, tembakau tingwe yang dijual di pasaran tetaplah legal dengan adanya label cukai di kemasannya.
“Legal kok, ada cukai nya. Tembakau iris lebih murah mungkin karena cukainya jauh lebih rendah daripada rokok pabrikan,” jelasnya sembari melinting sebatang rokok.
Selain harga lebih murah, rokok tingwe bisa sesuka hati diracik agar ketemu cita rasa yang disenangi. Umumnya, rokok kretek terdiri dari daun tembakau kering dan campuran cengkeh.
Para penggemar lintingan tembakau tingwe bisa sesuka hati meracik seberapa perbandingan komposisi antara keduanya. “Bisa atur sendiri komposisinya. Kadang ada juga yang diberi campuran kapulaga. Pilihan daun tembakau di pasaran juga tersedia banyak sekali macamnya,” ujar Faisal.
Tren rokok tingwe menunjukkan, tidak selamanya kebiasaan yang identik dengan orang tua di zaman dulu, akan ditinggalkan dan hilang tergilas waktu. Ada kalanya tren di masa lampau akan kembali muncul dan digemari anak-anak muda. Apalagi bila para influencer yang jadi role model anak-anak muda, ikut menggaungkan kebiasaan tingwe.
“Keren sih. Biar kayak anak indie,” seloroh Faisal sembari tertawa. (Fendra)