KOTA, SIDOARJONEWS.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo telah menyiapkan beberapa langkah spesifik untuk menekan angka sebaran Covid-19 selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid 3.
Kepala Dinkes Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman menyampaikan, ada empat “jurus” yang telah disiapkan oleh Dinkes Sidoarjo. Pertama, menyiapkan satu ruang isolasi untuk OTG yang konfirm. Kedua, melakukan rapid test secara masif.
“Rapid ini diperbanyak. Kita sebar ribuan nanti. Kemudian saya sedang merangkum tentang klaster baru, terutama pasar. Lalu keempat ialah physical distancing di pasar dengan gaya kesehatan,” kata Syaf kepada sidoarjonews.id saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/5).
Syaf mengatakan, di pasar juga nantinya para pedagang aka diberikan alat pelindung diri (APD) berupa face shield. Hal itu dengan tujuan agar mengurangi kontak komunikasi dengan pembeli.
“Sudah saya diskusikan dengan Kadisperindag, semua pedagang harus pakai. Nanti saya rekomendasikan juga untuk dipenuhi UMKM,” ucapnya.
Syaf mengungkapkan, klaster pasar saat ini terdapat 16 kasus konfirm di seluruh pasar Sidoarjo. Menurutnya, rata-rata setiap pasar terdapat sekitar 4 kasus konfirm.
“Tapi meski begitu, kami ambil langkah penutupan setelah ditemukan kasus konfirm radius 50 meter depan belakang samping kanan kiri. Kemarin itu sarannya pasar diberlakukan jadwal buka tutupnya ganjil genap,” ungkapnya.
Sementara itu, ditanya terkait perbedaan antara PSBB kedua dan ketiga yang sama-sama melibatkan pemerintah desa, Syaf mengatakan sasaran utamanya ialah pembuatan cek poin di desa. Khususnya untuk desa yang masuk zonamerah.
Selain itu, Sidoarjo juga akan menerapkan istilah desa tangguh yang dilengkapi dengan pelayanan kesehatan, energi, dan pangan.
“Artinya kalau sudah ada kekuatan di setiap desa, maka tidak ada lagi orang yang teriak kelaparan karena di desa itu sudah ada. Kebutuhan masyarakat dicukupi dan dikelola desa, sampai virus ini mereda. Untuk PSBB nya tetap 14 hari,” tandasnya. (Dimas)