KOTA, SIDOARJONEWS.id – Bagi sebagian besar pebisnis, resep di balik bisnisnya adalah informasi yang sangat dijaga dan tidak akan diberitahukan kepada orang lain.
Sebab, ketika orang lain mengetahuinya, akan bisa menjadi pesaing bisnis di kemudian hari.
Namun pemikiran ini rupanya tidak berlaku bagi founder Wakaya Farm, Arief Prayogo dan Wulan Suci.
Bagi pasangan suami istri ini, memberi edukasi kepada masyarakat tentang cara menanam sayur hidroponik sudah menjadi tanggung jawab moral yang harus dilakukan. Bahkan kegiatan edukasi ini telah mereka jalankan sebelum merintis Wakaya Farm. Mereka memberi pelatihan kepada pemuda-pemudi di kampungnya untuk menanam sayur hidroponik di rumah masing-masing.
“Awalnya di kampung sendiri. Kemudian berkembang ke beberapa kampung seperti di Wonocolo dan Tembok,” ujar Arief Prayogo yang akrab dipanggil Bang Arief, Minggu (6/9/2020).
Saat ditanya apakah materi yang diajarkan ke warga sama seperti yang mereka terapkan di Wakaya Farm, dengan tegas, Bang Arief mengatakan sama persis. Ia mengatakan tidak pernah memandang warga yang ia bina kelak akan menjadi pesaing bisnisnya. Justru sudah menjadi kewajibannya mengajarkan ilmu yang ia miliki bersama sang istri.
Bahkan ia kerap membantu memasarkan hasil panen sayur hidroponik warga binaanya. Ya, sering kali warga kebingungan harus menjual kemana hasil panennya. Bang Arief pun merangkul mereka semua sebagai mitra Wakaya.
Menurut sang istri, Wulan Suci, sejatinya apa yang mereka berdua lakukan dalam rangka mengkampanyekan pola hidup sehat. Dengan gemar memakan sayur organik yang bebas pestisida kimia, masyarakat akan memiliki daya tahan tubuh lebih baik. Apalagi di masa pandemi seperti ini, menjaga daya tahan tubuh wajib dilakukan agar terhindar dari ancaman virus Covid-19.
“Kita sampai punya kelas daring untuk edukasi hidroponik. Semua orang bisa ikut tanpa ada biaya sepeserpun. Syaratnya mereka sudah punya peralatannya. Terserah mau beli di manapun boleh, sebab kita tidak jualan peralatan hidroponik,” jelasnya.
Di masa pandemi ini, ternyata banyak sekali peminat sayur hidroponik. Sebagian dari mereka adalah generasi milenial. Selain tertarik untuk mengkonsumsi sayuran hidroponik, mereka juga menjadikan aktifitas menanam sayur hidroponik sebagai hoby di masa pandemi. Saking banyaknya peminat, Wulan Suci dan suami sampai keteteran hingga sering pulang malam setiap harinya.
“Lelah sih, tapi menyenangkan. Berbagi ilmu itu tidak akan pernah rugi,” tandasnya. (Affendra Firmansyah)