TAMAN, SIDOARJONEWS.id – Dinas Kesehatan Sidoarjo melakukan rapid test bagi pedagang pasar Taman, Rabu (3/6/2020) pagi.
Meskipun gratis, banyak pedagang yang enggan mengikuti rapid test ini. Dari 2 ribu pedagang, hanya 140 pedagang yang mau menjalani rapid test.
Saat mobil dari Dinas Kesehatan memasuki halaman pasar. Para pedagang memilih menutup lapak serta kiosnya dan bergegas pergi.
“Memang banyak pedagang takut mengikuti rapid test,” ujar Kepala Pasar Taman Darmo.
Katanya, padahal bila rapid test di rumah sakit, biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp. 400 ribu.
Bahkan, ada salah satu pedagang yang harus dijemput anggota Babinsa agar mau mengikuti rapid test.
Meskipun demikian, pria yang bernama Said ini tetap mengomel. “Gak dibayar ae,” selorohnya.
Hal lain ditunjukkan seorang pedagang wanita yang hasilnya reaktif usai menjalani rapid tes. Pedagang tersebut diedukasi oleh dokter dari Dinas Kesehatan Sidoarjo agar Ia bersama keluarga melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Pedagang tersebut sempat menolak dan beranggapan waktu 2 minggu terlalu lama buatnya.
Sementara itu Kasat Binmas Polresta Sidoarjo, Kompol Dodot D mengatakan seharusnya pedagang maupun warga tidak perlu takut untuk mengikuti rapid test agar penanganannya bisa tepat setelah hasil tes keluar.
“Harapan kita agar para pedagang sadar bahwa rapid test ini untuk mengetahui kesehatan kita masing-masing. Sudah berulangkali kita melakukan sosialisasi hingga tingkat RT,” terang Dodot.
Ia berharap baik pedagang maupun warga mematuhi aturan protokol kesehatan.
“Memang tadi ada beberapa pedagang yang tidak mau mengikuti rapis tes. Namun setelah kita jelaskan, akhirnya mereka mau,” imbuh Dodot.
Sementara itu Kapolresta Sidoarjo Kombespol Sumardji menjelaskan memang ada pedagang yang enggan mengikuti rapid test.
“Hal itu normal karena psikologi seseorang berbeda-beda. Maka dari itu, kami melakukan edukasi kepada kepala pasar dan pengelola agar para pedagang mau mengikuti uji swab yang akan digelar besok pagi,” jelas Sumardji. (Satria).