Cara dan Syarat Mengurus Perizinan UMKM di Sidoarjo Secara Online

 

KOTA, SIDOARJONEWS.id — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sidoarjo gencar sosialisasikan kemudahan perizinan bagi UMKM.

Kepala DPMPTSP Sidoarjo, Rudi Setiawan, mengatakan saat ini untuk mengurus perizinan sudah dapat dilakukan secara online. Di laman oss.go.id. semua perizinan sudah terintegrasi di sana.

“Pengajuan secara online untuk penerbitan NIB melalui oss.go.id,” katanya saat dikonfirmasi, Selasa (29/4/2025).

Rudi menyampaikan, untuk mengurus perizinan di oss.go.id melampirkan KTP, nomor telpon dan alamat email.

Ketika masuk di laman oss.go.id ada beberapa menu yang dapat dipilih, sesuai perizinan yang dibutuhkan. Baik perizinan mikro kecil maupun menengah dan besar.

“Kalau masih kurang memahami, di OSS juga disediakan tutorial. Persyaratan di upload disana, tidak perlu menyerahkan secara fisik,” ungkap Rudi.

Mantan Camat Waru itu menambahkan, jika masih menemui kesulitan, bisa mendatangi costumer service di Mall Pelayanan Publik (MPP) yang berada di Jalan Lingkar Timur.

Selain itu, bisa juga konsultasi online melalui kanal-kanal media sosial resmi dan kanal aplikasi Sippadu.

Di samping itu, kemudahan dalam pengurusan perizinan, DPMPTSP Sidoarjo juga mempunyai program jemput bola.

“Yang membantu pembuatan NIB dan pelaporan LKPM dan fasilitas pengembangan pelaku usaha,” pungkasnya.

Untuk program jemput bola DPMPTSP Sidoarjo ini biasanya di laksanakan di kantor kecamatan maupun di balai desa secara bergantian. (ipung)

 

Kabar Baik: BPR Delta Artha Bakal Buka Program KUR Bunga 0,2 Persen Pada Pekan Depan

 

KOTA, SIDOARJONEWS.id — Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Delta Artha Sidoarjo bakal launching program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, yaitu hanya 0,2 % pertahun.

Dirut BPR Delta Artha, Sofia Nurkrisnajati Atmaja, menerangkan bahwa program KUR bunga rendah akan segera dibuka pada pekan depan.

“Insyaallah minggu depan launching,” katanya saat dikonfirmasi Sidoarjo News, Kamis, (11/4/2025).

Ia menambahkan, BPR Delta Artha berencana akan menyiapkan anggaran sekira Rp 5 miliar dalam menyukseskan program tersebut.

Menurut Sofia, KUR bunga 0,2% ini bertujuan untuk membantu permodalan para pelaku usaha atau UMKM di Sidoarjo. Sehingga salah satunya harus mempunyai usaha.

“Yang bisa mengajukan pinjaman permodalan bunga 0,2% harus ada usahanya terlebih dahulu, karena memang Kredit Usaha Rakyat,” ungkapnya.

Bupati Sidoarjo, Subandi, memahami kondisi masyarakat Kota Delta yang banyak kesulitan modal dalam mengembangkan usahanya.

“Bantuan dana bergulir ini kami persiapkan untuk membantu para pengusaha kecil, program ini akan dimulai pada awal 2025,” ungkapnya.

Subandi juga bakal memberikan pendampingan kepada pelaku UMKM Kota Delta. Apa saja? Mulai dari produksi hingga marketing. Subandi ingin pelaku usaha di Sidoarjo bisa Go Internasional.

“Dalam waktu dekat kami akan memberikan pendampingan pelaku UMKM dan pelatihan penggunaan aplikasi berbasis digital,” pungkasnya. (ipung)

Dirjen Kemendag Pimpin Pelepasan Ekspor Perdana Kosmetik Azarine ke Malaysia

GEDANGAN, SIDOARJONEWS.id – Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melakukan ekspor produk kosmetik asal Sidoarjo, Azarine Cosmetic ke Malaysia di Gedangan, Sidoarjo, Senin (8/1/2024).

Ekspor perdana produk Azarine Cosmetic ini dihadiri Direktur Pengembangan Ekspor Produk Manufaktur Dewi Rokhayati, Atase Perdagangan KBRI Kuala Lumpur Deden Muhammad Fajar Shiddiq dan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.

Founder PT Wahana Kosmetika Indonesia, Yuniati Sastera, mengatakan alasan Azarine Cosmetic melakukan ekspor ke Malaysia karena karakter masyarakat disana hampir sama dengan Indonesia. Sehingga produk kecantikan Azarine banyak disukai disana.

“Saya berharap ekspor ke Malaysia ini menjadi titik awal ekspor berikutnya. Sehingga produk Azarine dapat dikenal di luar negeri dan menjadi produk kebanggaan Indonesia, ekspor perdana ini senilai 7 juta ringgit atau setara Rp 25 miliar,” kata Yuniati usai pecah kendi sebagai simbol pembuka rezeki.

Yuniati menegaskan PT Wahana Kosmetika Indonesia yang menaungi Azarine Cosmetic tidak hanya akan melakukan ekspor ke Malaysia saja. Perusahaan skincare yang mulai beroperasi pada 2002 lalu itu menargetkan negara-negara asia tenggara lainnya.

“Kedepan Azarine tidak hanya akan mengekspor ke Malaysia saja, kami juga berencana melakukan ekspor produk-produk terbaik kami ke wilayah asia tenggara hingga Uni Emirate Arab,” ucapnya.

Sementara, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi, menyampaikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2024 ini cukup kuat, sekitar 5,2 persen. Sehingga ini memberikan rasa kepercayaan diri untuk terus meningkatkan ekspor produk-produk Indonesia.

“Volume ekspor di tahun 2023 dari Januari hingga November 236 miliar US Dollar, dan kami perkirakan tahun ini akan meningkat,” ucapnya.

Didi menegaskan untuk pasar kosmetik global ini mempunyai karakter tersendiri. Ia memperkirakan kenaikan pasar kosmetik 5,3 persen. Ini menunjukan sinyal bahwa perdagangan alat-alat kecantikan akan naik terus.

“Kosmetik ini mempunyai diamond tersendiri, semua orang hampir butuh skincare, ini sama dengan industri makan dan minuman, makanya pasar sangat luas dan akan terus tumbuh,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor sangat mendukung produk-produk lokal kota delta bisa tembus pasar global. Ia mengaku sudah menyiapkan program 20 ribu UMKM naik kelas.

“Kami sangat senang dan mendukung kalau ada produk sidoarjo go to ekspor. Kami juga telah menyiapkan program 2o ribu UMKM naik kelas, karena ternyata ekonomi mikro ini lebih kuat, lebih tahan banting daripada ekonomi makro,” pungkasnya. (Ipung)

Mengintip UMKM Corner di Hotel Luminor Sidoarjo

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Sejak kepemimpinan Ahmad Muhdlor Ali sebagai Bupati Sidoarjo, Pemkab Sidoarjo mencoba mengembangkan sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Kota Delta.

Sebab, Kabupaten Sidoarjo memiliki banyak sekali pelaku UMKM. Bahkan, disebut-sebut sebagai salah satu kota yang memiliki UMKM terbanyak di Indonesia.

Upaya mendongkrak sektor UMKM tersebut salah satunya menjalin kerja sama dengan hotel-hotel di wilayah Sidoarjo. Salah satunya Hotel Luminor Sidoarjo.

“Kami menyediakan spot untuk memajang produk-produk UMKM lokal Sidoarjo. Ini sebagai bentuk dukungan Hotel Luminor Sidoarjo untuk para pelaku UMKM lokal,” ujar Intan Alice, General Manager Hotel Luminor Sidoarjo, Selasa (29/3).

Data beberapa pelaku UMKM yang produknya mejeng di hotel bintang tiga ini diperoleh dari Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sidoarjo. Mulai dari produk jilbab, clutch, dompet, batik, brokat, hingga masker sulam.

Produk-produk ini bisa ditemukan di dekat lobi hotel. Sehingga setiap tamu yang datang atau mau pulang akan melihat produk ini.

Selain penempatannya yang mudah dilihat tamu, desain rak produk UMKM ini juga menarik. Alih-alih menggunakan rak biasa, Hotel Luminor Sidoarjo menyulap sebuah becak menjadi rak produk. Unik dan menarik.

“Dengan begitu kan semakin menarik perhatian para tamu untuk melihat-lihat. Di sana juga sudah lengkap beserta keterangan harga masing-masing produk,” imbuhnya.

Terkait dengan amenities hotel, Intan menjelaskan telah ada beberapa pelaku UMKM yang mengajukan proposal ke Hotel Luminor. Saat ini, pihaknya tengah mempertimbangkan pengajuan tersebut. Tidak menutup kemungkinan apabila ada produk amenities hotel dari UMKM lokal yang berkualitas akan diambil untuk menyuplai kebutuhan hotel di Jalan Pahlawan Sidoarjo ini. (Affendra F)

147 Pelaku UMKM Sidoarjo Pamerkan Produk dan Hasil Karyanya di Alun-alun

KOTA, SIDOARJONEWS.id–Sebanyak 147 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sidoarjo memamerkan hasil produknya di Alun-alun Sidoarjo, Senin (7/2).

Pameran yang digelar mulai tanggal 7-16 Februari ini didakan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Sidoarjo, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

Total 147 UMKM tersebut terdiri dari binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), MWC NU Sidoarjo, serta terdapat juga peserta umum. Para peserta ini turut menampilkan produk-produk dan hasil karyanya. Seperti olahan makanan ringan, hingga kerajinan tangan.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, turut memberikan apresiasinya terhadap gelaran pasar murah yang dilakukan para UMKM Sidoarjo ini. Menurutnya, hal ini bisa membantu membangkitkan geliat perekonomian para pelaku usaha mikro.

“Geliat UMKM harus bergerak, saya mengapresiasi pelaku usaha serta masyarakat yang juga turut andil dalam mendorong kemajuan ekonomi di tengah pandemi seperti ini,” ucapnya.

Bupati yang akrab disapa Gus Mudhlor ini mengatakan siap untuk mendukung program-program seperti gelaran pasar murah UMKM ini. Karena menurutnya, para pelaku usaha mikro harus tetap berkembang sebagai upaya pemulihan ekonomi di tengah gempuran pandemi.

Dia berharap agar kegiatan pasar murah gelaran UMKM Sidoarjo tidak berpusat di satu tempat. Melainkan harus merata di tiap wilayah Kabupaten Sidoarjo.

“Kalau bisa, acara seperti ini, diperbanyak. Jika perlu sampe ke wilayah-wilayah Sidoarjo lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, sambung Bupati Mudhlor, pemerintah berharap agar UMKM di Sidoarjo mempunyai dampak positif terhadap perekonomian. “Pemerintah siap membantu para pelaku usaha mikro. Sekaligus mendukung Sidoarjo sebagai kota UMKM,” pungkasnya. (Luqman)

Kreativitas Jadi Nilai Plus Produk UMKM Sidoarjo Tembus di Pasar Luar Negeri

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Jumlah pelaku UMKM di Sidoarjo memang sangat besar. Namun, belum banyak di antara mereka yang berhasil menembus pasar luar negeri. Padahal, pasar mancanegara memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan skala usaha UMKM di Sidoarjo.

Founder Yayasan UKM Mendunia, Iko Sukma Handriadianto mengatakan saat ini semua orang di Indonesia berhak dan bisa menjadi eksportir atas produknya sendiri. Menurutnya, pangsa pasar luar negeri sangat luar biasa besarnya.

Setidaknya ada tiga pasar di luar negeri yang bisa diprospek. Pertama WNI yang tinggal di luar negeri, masyarakat internasional yang pernah tinggal di Indonesia, serta masyarakat internasional yang meminati produk UMKM. Ketiganya memiliki minat produk yang berbeda-beda.

“Jadi komoditinya apa saja, kemudian tujuan negaranya kemana saja, bisa,” ujarnya di sela memberikan pelatihan kepada para pelaku UMKM di Sidoarjo, Senin (7/2).

Iko menjelaskan, salah satu hal yang menjadi daya tarik produk UMKM di Indonesia adalah kreatifitasnya. Bahkan tak banyak negara lain yang bisa menghasilkan produk sekreatif Indonesia.

“Sekarang kalai produk industri, ya tahulah negara tertentu (produsennya). Tapi kreatifnya Indonesia nomor empat secara internasional,” ujarnya.

Ia melanjutkan, produk-produk kreatif seperti handycraft, hotel aksesoris, home decoration, tas, dan sebagainya sangat berpotensi laku di pasar mancanegara.

Seperti halnya produk peserta UMKM Sidoarjo yang menjadi peserta dalam Pelatihan Individual Eksportir oleh Kadin Sidoarjo hari ini. Beragam produk kreatif dibawa serta oleh para peserta. Di antaranya adalah mukenah premium, tas kulit ukir, kopi rempah, kue kering, hingga sepatu.

“Tinggal bagaimana cara memasarkannya dan menemukan end user di luar negeri,” imbuhnya.

Melihat potensi pasar yang besar di luar negeri, Kadin Sidoarjo mendorong para pelaku UMKM untuk berani memasarkan produk-produknya di mancanegara. Dengan kemajuan teknologi digital, menjadi eksportir individual kini bukan lagi hal yang mustahil untuk dilakukan. (Affendra F)

Pelaku UMKM di Tanggulangin Ini Merasakan Langsung Manfaat Program “Kurda Sayang” Pemkab Sidoarjo

KOTA, SIDOARJONEWS.id — Ditengah kondisi ekonomi sakit, semua sektor usaha termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kena imbasnya. Karena dampak pandemi Covid-19 tidak sedikit usaha yang bergerak di bidang jasa, kerajinan maupun perdagangan gulung tikar.

Beruntung bagi pelaku UMKM di Kabupaten Sidoarjo karena pemerintahnya peduli dengan keberlangsungan nasib usaha kecil. Kebijakan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor memberikan subsidi kredit bunga ringan untuk menyokong usaha ekonomi kerakyatan terbukti sangat membantu nafas UMKM yang sebelumnya mengalami kembang-kempis.

Program Kredit Usaha Rakyat Daerah (Kurda) Sayang berupa bantuan atau subsisi bunga kredit ringan 3 persen setahun itu dinilai pelaku UMKM jadi penyelamat usahanya.

Seperti Makhbub Junaidi, pengrajin sekaligus penjual berbagai kerajinan kulit yang diolah menjadi beragam Tas, Dompet dan Aksesoris itu mengaku dengan adanya bantuan modal usaha yang ia terima sebesar 150 juta rupiah dari Kurda Sayang membuat usahanya jalan kembali.

“Sekitar tiga bulan ini omzet penjualan sangat bagus, itu karena ada tambahan modal pinjaman dari BPR Delta Artha. Saya mengajukan pinjaman usaha Kurda Sayang, bagi saya bunga 3 persen pertahun itu sangat ringan. Apalagi sebelumnya usaha saya kena dampak pandemi, penjualan turun drastis dan modal hampir habis,” kata Makhbub, Sabtu, (18/12/2021).

“Adanya tambahan modal ini, omzet naik 80 – 90 persen, sebelumya hanya 100 – 150 juta sekarang omzet hampir 300 juta perbulan, semoga pemerintah tidak lagi memberlakukan PPKM, karena itu juga dampaknya luar biasa bagi teman-teman UMKM. Kita selama PPKM tidak bisa menggelar pameran,” tambahnya.

Usaha ekonomi kreatif “Morfby” kerajinan ukir kulit tas dan dompet milik Makhbub yang berlokasi di Desa Wates Kedensari Kecamatan Tanggulangin itu sempat mengalami terjun bebas akibat dampak pandemi. Omzetnya menurun drastis. Bahkan untuk belanja Kulit saja terasa berat.

Modal usaha yang miliki Makhbub untuk diputar menyusut karena penjualan menurun drastis. Dimasa sulit itu Ia mengaku kebingungan mencari tambahan modal usahanya, karena rata-rata semua Bank menawarkan pinjaman dengan bunga cukup tinggi, minimal 6 persen pertahun dan itu bagi Mahbub dirasa berat karena usahanya belum berjalan stabil.

“Dampak pandemi kemarin sangat memukul usaha saya, mau pinjam Bank juga bunganya tinggi. Masih khawatir karena kondisinya belum sepenuhnya normal. Setelah mendengar kalau Pemkab Sidoarjo ada program kredit dengan bunga ringan akhirnya saya mengajukan pinjaman untuk tambahan modal sebesar 150 juta rupiah. Meski pinjamanya di BPR milik pemkab yang penting itu bunganya ringan,” tutur Makhbub mantan Ketua Koperasi Intako, Tanggulangin itu.

Kini Makhbub dan sesama pelaku UMKM yang ada di Sidoarjo optimis dengan adanya dukungan dari Pemkab Sidoarjo geliat ekonomi kreatif bisa bangkit lagi.

Ditempat terpisah, Kepala Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Delta Artha Sofia Nurkrisnajati Atmaja menjelaskan proses pengajuan pinjaman atau pengajuan kredit program Kurda Sayang sangat mudah dan nilainya variatif. Bagi UKM/UMKM yang belum memiliki SIUP sebagai syaratnya pengajuan kredit, sebagai gantinya cukup mengurus surat keterangan usaha dari kantor desa masing-masing.

“Kuota Kurda Sayang masih ada, subsidi dari Pemkab Sidoarjo masih ada sekitar 1,9 miliar. Bagi pelaku UKM yang ingin mengajukan kredit bisa langsung datang ke BPR Delta Artha, konsultasi melalui no telepon juga bisa,” ujarnya.

Menurut Sofi, panggilan akrabnya, Kurda Sayang program dari Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor sangat dirasakan oleh pelaku usaha kecil. Sekitar 8.500 UKM yang sudah memanfaatkan program Kurda. Dari jumlah itu tidak ada yang mengalami kendala kredit macet.

“Kredit macet tidak ada, semua lancar. Rata-rata yang meminjam itu usahanya jalan semua dan banyak yang omzetnya meningkat karena ada tambahan pinjaman modal dari Kurda,” pungkas Sofi. (Ardian)

Bupati Sidoarjo: Kolaborasi Antar Wilayah Harus Diperkuat untuk Dukung UMKM

KOTA, SIDOARJONEWS.id Pemerintah Kabupaten Sidoarjo akan terus memperkuat kerjasama antar daerah di seluruh Indonesia untuk mendukung perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, mengatakan penguatan kerjasama antar daerah khususnya di jawa Timur bisa menjadi kunci penting untuk memberikan dukungan terhadap UMKM.

“Saya kemarin bertemu para kepala daerah dalam rapat Kerja Apkasi, disana saya sampaikan kalau penguatan konektivitas antar daerah bisa memperkuat rantai pasok logistik bagi UMKM unggulan di tiap-tiap daerah. Karenanya saya terus mendorong agar penguatan konektivitas antar daerah bisa segera dilakukan dan jika sudah ada, agar diperkuat,” ujar Bupati Muhdlor, Jumat (3/12/2021).

Rantai pasok logisitk ini jadi bagian penting bagi pertumbuhan UMKM karena komponen biaya produksi bisa ditekan sehingga UMKM mampu menghasilkan produk yang berdaya saing dari sisi harga. Penguatan rantai pasok logistik bisa dimulai dari bahan baku hingga hasil barang siap jual.

Selain konektivitas yang harus diperkuat, Bupati Muhdlor juga menyoroti peraturan mengenai pembelanjaan APBD untuk bantuan UMKM. Ia mengatakan selama ini pemerintah daerah sedikit mengalami kesulitan memberikan bantuan untuk UMKM karena secara aturan, pemberian bantuan kepada UMKM hanya bisa melalui dana hibah dan penghargaan yang cukup menghambat.

Untuk skema hibah, diperlukan proposal pengajuan dari UMKM bersangkutan untuk mendapat bantuan. Pengajuan proposal tersebut nantinya baru bisa dimasukkan dalam perencanaan anggaran tahun berikutnya.

“Padahal UMKM butuh bantuannya harus cepat, seperti pada masa pandemi ini dimana banyak UMKM kesulitan modal. Jika menggunakan skema hibah, maka pemerintah daerah baru bisa menyalurkannya di tahun berikutnya. Ini terlalu lama dan bisa membuat UMKM gulung tikar,” papar Gus Muhdlor, sapaan akrab Bupati Muhdlor.

Sementara jika menggunakan skema penghargaan maka ada pajak hadiah yang harus dibayarkan sebesar 25 persen. Ini tentunya mengurangi nominal bantuan yang bisa diberikan.

Karenanya melalui Apkasi, Gus Muhdlor berharap bisa menyampaikan masalah-masalah ini ke pemerintah pusat untuk dicari solusinya. (Ardian).

Terdampak Resesi Ekonomi, Begini Saran Ketua Kadin Sidoarjo untuk Pelaku UMKM

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sidoarjo mengingatkan para pelaku UMKM agar lebih bijak dalam kegiatan produksinya. Hal itu perlu dilakukan menyusul kondisi nasional saat ini tengah dilanda resesi ekonomi.

Ketua Kadin Sidoarjo, Ahmad Roid, mengkhawatirkan kondisi resesi tersebut akan sangat berdampak pada UMKM di Sidoarjo. Karenanya, ia menyarankan agar pelaku UMKM lebih memperhatikan ritme produksinya.

“Berhenti memproduksi produknya secara massal. Produksi saja sesuai pesanan konsumen. Ini sangat penting bagi pelaku UMKM ditengah kondisi nasional yang resesi saat ini,” kata Roid, Senin (9/11/2020).

Roid melanjutkan, bagi pelaku UMKM, fokus produksinya ialah untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Terkait produknya sendiri bisa diproduksi pada momen-momen penting saja untuk menarik minat pelanggan.

“Jadi istilah produksinya itu palugada. Apa yang lu mau, gua ada,” ujarnya.

Lebih lanjut, Roid mengatakan, hal tersebut bertujuan untuk berhemat di tengah kondisi ketidakpastian kondisi perekonomian saat ini. Terlebih, di Sidoarjo terdapat sekitar 248 ribu UMKM yang bergerak di berbagai bidang produksi layaknya tas, sepatu, dll.

Roid menyebut, dalam situasi pandemi saat ini, pendapatan dari pelaku UMKM menurun drastis. Belum lagi kondisi resesi yang mana berdampak pada daya beli masyarakat umum.

“Bagaimana caranya mereka (pelaku UMKM) bisa me-manage dengan baik pengeluaran. Jika memang ada uang, bisa disimpan untuk permodalan atau tutup hutang,” pungkasnya. (Dimas)

Bertahan di Masa Pandemi, Pelaku UMKM di Sidoarjo Optimalkan Penjualan via Media Sosial

TULANGAN, SIDOARJONEWS.id — Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Sidoarjo ikut merasakan dampak serius dari pandemi Covid-19. Banyak dari mereka yang tidak bisa membuka usaha seperti dulu dikarenakan adanya pembatasan, penutupan tempat, hingga social distancing.

Imbas dari tidak bisa berjualan seperti dulu, mereka merugi dikarenakan minimnya penghasilan yang didapat. Situasi itu jelas berpengaruh pada kelanjutan usaha mereka.

Imam Sultoni, pemilik UMKM Omah Mie Kering dari Desa Kepuh Kemiri, Tulangan, mengaku usahanya sangat terdampak oleh situasi pandemi Covid-19.

“Kondisi saat ini, saya tidak bisa menawarkan dan melakukan jual beli ke berbagai daerah dikarenakan pembatasan,” ujar Sultoni saat ditemui pekan lalu.

Namun, meski dihantam situasi sulit, Sultoni tidak mau menyerah. Dia lantas memunculkan inovasi agar penjualannya tetap bisa dilakukan meski di masa pandemi. Dia lalu ‘berkenalan’ dengan media sosial.

“Penjualan harus terus dilakukan supaya bisa memenuhi kebutuhan sehari hari. Maka dari itu, saya menggunakan sosial media untuk menawarkan produk,” sambung warga Perumtas 3 ini.

Selama menjalankan usahanya di masa pandemi, para pelaku UMKM di Sidoarjo juga menerapkan protokol kesehatan. Bahkan, ada yang memberikan masker dan hand sanitizer kepada pembeli. Itu sebagai bentuk upaya melindungi diri agar tidak tertular, sekaligus memutus rantai penyebaran Covid-19 di Kota Delta.

Para pelaku UMKM di Sidoarjo juga memberikan imbauan dalam bentuk brosur agar pembeli mengetahui risiko jika tidak menerapkan protokol kesehatan. Tidak hanya itu, bagi pembeli yang menerapkan protokol kesehatan, akan mendapatkan diskon.

Pendek kata, masa pandemi tidak membuat para pelaku UMKM di Sidoarjo menyerah. Mereka tetap berupaya agar usahanya tetap berjalan agar bisa mendapatkan pemasukan demi memenuhi kebutuhan sehari hari. Tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. (Yusuf Septian Albis Toni)