Agenda Dewan Padat, DPRD Sidoarjo Tak Lakukan Lockdown Setelah Kematian Cak Nur

KOTA, SIDOARJONEWS.id – DPRD Sidoarjo tak mengambil langkah lockdown setelah Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, meninggal  karena covid-19. Padahal beberapa hari sebelum kematiannya, Cak Nur sempat beraktivitas di gedung DPRD Sidoarjo.

Ketua DPRD Sidoarjo, Usman mengatakan kebijakan lockdown tidak bisa diambil oleh DPRD Sidoarjo sebab masih banyak tugas kedewanan yang harus diselesaikan.

“Besok akan ada rapat Badan Musyawarah Dewan (Banmus) yang mengagendakan jadwal paripurna pemberhentian Plt. Bupati yang telah meninggal dunia,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (24/8).

Legislator dari Fraksi PKB tersebut menambahkan, berikutnya ada paripurna mengenai penjelasan Plh Bupati atas Nota Penjelasan Bupati tentang RPAPBD 2020. Lalu di hari selanjutnya, Usman melanjutkan, diadakan juga pembahasannya RPAPBD 2020.

“Belum lagi melanjutkan pembahasan KUA PPAS 2021 yang juga perlu diselesaikan,” ujar Usman.

Meski tidak mengambil kebijakan lockdown, DPRD Sidoarjo telah memutuskan untuk melakukan rangkaian swab test. Hal itu sebagai langkah antisipasi DPRD jika ada penularan Covid-19 di lingkungan legislatif.

Rencananya swab test tersebut akan dilakukan pada hari Rabu (26/8) mendatang. Swab test tersebut secara keseluruhan dikoordinir melalui dinkes Sidoarjo. Seluruh Pimpinan dan anggota DPRD Sidoarjo diwajibkan mengikuti swab test tersebut. (Dimas)

Saiful Ilah Sampaikan Belasungkawa, Sebut Tak Punya Kenangan Khusus dengan Almarhum Cak Nur

JUANDA, SIDOARJONEWS.id–Bupati Sidoarjo non aktif, Saiful Ilah menyampaikan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Achmad Syaifuddin, Sabtu (22/8). Meski, pernah menjadi wakilnya, Saiful Ilah mengaku tidak ada kenangan khusus dengan Nur Achmad.

“Iya, saya sudah mendengar itu kemarin. Saya turut berbela sungkawa,” ungkap Saiful Ilah kepada wartawan usai menjadi saksi di Pengadilan Tipikor Surabaya di Jalan Juanda, Sidoarjo, Senin (24/8/2020).

Abah Ipul–sapaan akrab Saiful Ilah, mengaku mendapat kabar tersebut dari petugas jaga (polisi) saat berada di Tahanan Mapolda Jatim. Setelah itu, dia lebih banyak mendengar dari siaran televisi.

“Dikasih tahu pak polisi. Setelah itu muncul di tv,” tambahnya.

Disinggung soal kedekatannya dengan Nur Ahmad, Saiful Ilah mengaku biasa-biasa saja. Bahkan menyebut tidak memiliki kenangan khusus. Dia hanya menyebut bila Nur Ahmad pernah bersanding dengan dirinya memimpin Kabupaten Sidoarjo.

“Biasa-biasa saja, pernah jadi wakil saya. Kenangan? Ya, biasa-biasa saja,” ujarnya.

Meski demikian, Saiful Ilah mengingatkan kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dengan ancaman virus covid-19. Menurutnya, virus tersebut bisa menimpa siapapun, kapanpun dan dimanapun.

“Pokok e kudu ati-ati (pokoknya harus hati-hati dengan korona). Semua bisa kena kalau tidak menjaga kesehatan,” pesannya.

Diinformasikan sebelumnya, Wakil Bupati yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin meninggal dunia pada Sabtu (22/8) lalu dengan hasil lab menunjukkan positif Covid-19. Sebelum meninggal dunia, Nur Achmad sempat dirawat di RSUD Sidoarjo. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 15.00 WIB. (Syaihul Hadi)

VIDEO – Prosesi Pemakaman Plt Bupati Sidoarjo yang Meninggal Karena Covid

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin meninggal karena covid-19, Sabtu, 22 Agustus 2020. Sebelum wafat. almarhum sempat beberapa jam menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo.

Dari rumah sakit, jenazah dibawa ke Pendopo Sidoarjo lalu Disalatkan di sana dengan protokol kesehatan.

Selama salat jenazah berlangsung, peti berisi jenazah Cak Nur tetap berada di mobil, sedangkan para jamaah menggelar salat di halaman Pendopo Sidoarjo.

Dari Pendopo, jenazah Cak Nur dibawa ke Desa Janti, Kecamatan Waru, Sidoarjo. Di sana jenazahnya juga Sempat disalatkan di Masjid Nurul Huda Desa Janti, juga tetap dengan protokol kesehatan

Lalu jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Desa Janti. Semua juga berjalan dengan protokol kesehatan.(ardian)

Ulul Azmi: Perjuangan Almarhum Cak Nur Melawan Covid-19 di Sidoarjo Harus Dilanjutkan

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Meninggalnya wakil bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin di tengah perang melawan covid-19, menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan warga Sidoarjo.

Termasuk di antaranya adalah Ulul Azmi, koordinator Tim Pendamping Profesional (TPP) Kabupaten Sidoarjo yang turut menghadiri pemakaman Cak Nur, panggilan akrab Nur Ahmad Syaifuddin.

Menurut Ulul Azmi, Sidoarjo kehilangan sosok yang tangguh dalam penanganan covid-19.

“Dia (Nur Achmad) Sosok yang tangguh dalam melawan covid-19. Bahkan, dia menjadi terdepan dalam penanganan pencegahan covid-19,” kata Ulul Azmi.

Ulul menyebut, sejak merebaknya virus covid-19, Sidoarjo di bawah pimpinan Nur Achmad Syaifuddin yang juga ketua Gugus tugas Penanganan covid-19 di Sidoarjo, terus menggelorakan pentingnya menjaga kesehatan karena covid-19 bisa menimpa siapapun.

“Karena penyebarannya yang cukup mengkhawatirkan. Dan saya ingat betul, bagaimana dia terus mensosialisasikan pentingnya menerapkan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker dan hand sanitizer,” tambahnya.

Bahkan, dia tak henti-hentinya mengimbau agar protokol kesehatan tetap diutamakan yang dimulai dari lingkungan. Di kecamatan Waru sendiri misalnya, sempat tercatat sebagai zona merah. Namun lambat laun berubah menjadi zona hijau.

“Ini artinya ada sebuah perubahan atas apa yang sudah dilakukan gugus tugas penanganan covid-19 di Sidoarjo,” tegas Ulul yang juga mitra gugus tugas.

Terakhir, dia menyampaikan duka mendalam atas kepergian sosok pemimpin masa depan. Harapannya, kepergian Nur Achmad tidak menyurutkan langkah gugus tugas penanganan covid-19 yang ada di Sidoarjo.

“Perjuangan Plt. Bupati harus dilanjutkan. Jangan berhenti disini. Dan harapan beliau menginginkan agar Sidoarjo kembali bebas dari penyebaran covid-19,” harapnya.(hadi)

Kadinkes Sebut Istri Almarhum Wabup Sidoarjo Juga Positif Covid-19, Keluarga Akan Tes SWAB

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo akan segera melakukan tracing dan tes swab kepada anggota keluarga dan semua yang memiliki riwayat kontak erat dengan almarhum Nur Ahmad Syaifuddin, wakil bupati Sidoarjo sekaligus Plt Bupati Sidoarjo yang dinyatakan meninggal karena covid-19, Sabtu (22/8/2020).

Disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawarman, saat ini yang sudah terdiagnosa positif terpapar Covid-19 dari riwayat kontak Nur Ahmad ialah istrinya.

“Anak-anaknya besok akan kami swab juga. Sementara yang baru kami ketahui Ibu (istri Nur Ahmad),” kata Syaf.

Tidak hanya itu, rumah yang selama ini didiami almarhum juga akan disemprot untuk disterilkan selama masa inkubasi. Seluruh keluarga ataupun kerabat juga akan dilakukan swab langsung.

“Ibu positif, tapi karantinanya di rumah sebab tidak ada gejala,” ucapnya.

Terkait hadirnya Nur Ahmad dalam rapat Paripurna di DPRD Sidoarjo Rabu (19/8) malam lalu, Syaf mengatakan juga akan melakukan sterilisasi dan tracing di DPRD Sidoarjo. Jika perlu dan memang berkenan, maka akan dilakukan swab juga.

“Ibu kan juga aktif di PKK, itu juga perlu kita tracing. Kita juga minta dewan bila berkenan maka kita lakukan. Selama tiga hari tracing akan kita galakkan termasuk pada para pejabat yang ikut ke Jakarta,” tandasnya.(dimas)

Disalatkan di Pendopo, Peti Jenazah Wakil Bupati Sidoarjo Tak Diturunkan Dari Mobil Jenazah

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Jenazah Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin yang dikabarkan meninggal karena covid-19, saat ini tengah disemayamkan di Pendopo Delta Wibawa guna mendapatkan penghormatan terakhir.

Setelah dari pendopo, jenazah Plt Bupati Sidoarjo itu akan dibawa ke Janti untuk dimakamkan.

Beberapa pejabat tinggi Sidoarjo tampak hadir di pendopo. Beberapa di antaranya Kapolresta Sidoarjo, Pejabat Setda Kabupaten Sidoarjo, dan Pimpinan serta anggota DPRD Sidoarjo.

Mereka hadir untuk mengikuti Salat Jenazah. Sedangkan jenazah Cak Nur berada di dalam peti yang sudah dimasukkan dalam ambulans.

Sesuai standar protokol kesehatan, peti jenazah tidak boleh diturunkan dari mobil dan harus dikebumikan.

Dirut RSUD Sidoarjo, Atok Irawan menyebutkan, sebelum meninggal, almarhum sempat memaksakan diri untuk mengambil wudhu untuk salat dhuhur. Kondisi kesehatannya mulai menurun saat usai dari Jakarta pada Rabu (19/8/2020) lalu.

Saat diminta untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit, almarhum awalnya menolak sebab Rabu Malam, ada undangan rapat paripurna yang harus dihadiri.

Kondisinya semakin memburuk sejak Sabtu pagi sehingga harus dirujuk ke RSUD Sidoarjo. Almarhum mendapatkan perawatan sejak pukul 09.00 hingga akhirnya meninggal dunia pada sekitar pukul 15.00.(dimas)

Kronologi Meninggalnya Wakil Bupati Sidoarjo: Mengeluh Sakit Sejak Rabu Tapi Menolak Diopname

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin meninggal dunia, Sabtu (22/8/2020).

Pria yang juga Plt Bupati Sidoarjo itu dikabarkan meninggal karena covid-19.

Menurut Ketua DPRD Sidoarjo, Usman, pria yang akrab dipanggil Cak Nur ini sudah mengeluh sakit sejak Rabu lalu, 19 Agustus 2020.

“Rabu siang beliau sudah mengeluh sakit. Disarankan oleh pak direktur (RSUD Sidoarjo) untuk masuk rumah sakit, opname,” ujar Usman, Sabtu (22/8/2020) sore.

“Tapi beliau bilang tidak mau karena malamnya ada paripurna penetapan KUPA (Kebijakan Umum Perubahan Anggaran) 2020,” lanjutnya.

Usman mengaku tak tahu kondisi Cak Nur di keesokan harinya dan 2 hari sesudah paripurna. Namun hari ini, dia mendapat bahwa pukul 9 pagi, kondisi Cak Nur kian parah sehingga harus dirawat di RS.

“Jadi saya lihat beliau pemimpin yang bertanggung jawab. Di tengah kondisinya yang sakit, masih memaksakan hadir menjalankan tugasnya,” ujar Usman.(dimas)

BREAKING NEWS – Innalillahi, Wakil Bupati Sidoarjo Meninggal Dunia Karena Covid-19

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Berita duka terdengar dari pendopo Pemkab Sidoarjo. Nur Ahmad Syaifuddin, wakil bupati Sidoarjo meninggal dunia, Sabtu (22/8/2020) sore.

Plt. Bupati Sidoarjo itu dikabarkan meninggal dunia saat dalam penanganan di RSUD Sidoarjo.

Kabar tersebut dibenarkan oleh Ketua DPRD Sidoarjo, Usman.

“Iya betul barusan meninggalnya di RSUD Sidoarjo,” ujar legislator dari Fraksi PKB tersebut, Sabtu (22/8).

Hal yang sama juga diungkapkan oleh legislator dari Fraksi PDIP DPRD Sidoarjo, Choirul Hidayat. Dia menyatakan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Nur Ahmad Syaifuddin.

“Innalillahi Wa Inna ilaihi Raji’un, beliau orang baik, kami turut berduka,” katanya.

Meninggalnya politisi senior dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sidoarjo tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman.

“Baru setengah jam yang lalu tutup usia. Saat ini akan disemayamkan di Pendopo dulu,” ujarnya saat dikonfirmasi.

Syaf menambahkan, Nur Ahmad dirujuk ke RSUD pada Sabtu (22/8) pagi tadi. Hasil diagnosa menunjukkan, yang bersangkutan terpapar Covid-19.

“Iya betul Covid. Baru dirujuk tadi pagi, sebab selama ini isolasi mandiri di rumah,” katanya. (dimas)

Baca juga : Kronologi Meninggalnya Wakil Bupati Sidoarjo: Mengeluh Sakit Sejak Rabu Tapi Menolak Diopname

Meski di Tengah Pandemi, Tasyakuran Kemerdekaan RI di Sidoarjo Boleh Digelar

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pemkab Sidoarjo tidak melarang diselenggarakannya tasyakuran di malam jelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-75.

Plt. Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin menyatakan tasyakkuran tersebut diperbolehkan meski saat ini, Sidoarjo telah kembali menjadi zona merah. Namun meski begitu, penerapannya nanti diharuskan mematuhi protokol kesehatan.

Pria yang akrab disapa Cak Nur tersebut menyebut telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sidoarjo.

Nantinya akan ada imbauan kepada pemerintah desa terkait teknis pelaksanaannya.

Ketika ditanya apakah Sidoarjo akan mengeluarkan surat edaran layaknya yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya, Cak Nur menyebutkan tidak perlu. Kata dia, imbauan dicukupkan kepada pemdes.

“Tidak masalah, asalkan pakai protokol kesehatan yang ketat. Tidak boleh mengundang terlalu banyak warga, lalu semuanya harus memakai masker dan menjaga jarak,” ujarnya saat dikonfirmasi sidoarjonews.id, Jumat (14/8).

Sekadar untuk diketahui, saat ini wilayah Kabupaten Sidoarjo kembali lagi menjadi zona merah dengan resiko penularan tinggi. Padahal sebelumnya wilayah Sidoarjo telah menjadi orange dengan tingkat penularan sedang.

Oleh karena itu, Cak Nur mengharapkan, masyarakat harus lebih ekstra lagi dalam penerapan protokol kesehatan. Sehingga jumlah tingkat sebaran di Sidoarjo bisa semakin berkurang, dan pada akhirnya Sidoarjo bisa lepas dari pandemi Covid-19 yang menyelimuti saat ini. (Dimas)

Pemkab Sidoarjo Sudah Lakukan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka, Jumlah Murid Dibatasi Separo

KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengakui sudah menggelar simulasi skema Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di tingkat SMP.

Hal itu diungkapkan Plt. Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD Sidoarjo, Kamis (13/8).

Pria yang akrab disapa Cak Nur tersebut mengutarakan, skemanya tetap harus berkiblat pada protokol kesehatan ketat.  Misalnya, jumlah murid dalam satu kelas dibatasi hanya 50 persen.

“Simulasi untuk SMP sudah kami lakukan. Maksimal 50 persen. Lalu ruangannya juga harus yang memungkinkan seperti jendela dibuka, AC dimatikan,” katanya, Kamis (13/8).

Mengenai teknis lengkapnya sendiri, ia mengatakan tetap berdasarkan rekomendasi dari Dinkes dan Dinas Pendidikan. Saat ini, SOP mengenai pembelajaran tatap muka sendiri masih dalam pembahasan dan penyesuaian di Dinas.

“Jadi langkah persiapan untuk tatap muka tetap dilakukan, dipersiapkan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Terkait akan dimulai kapan dan dimulai dari wilayah mana dulu, hal itu masih dalam pembahasan. Menurutnya, ketika nanti Kabupaten Sidoarjo sudah mulai masuk Zona Kuning, maka Sidoarjo sudah siap dan bisa langsung dimulai.

“Ada wilayah-wilayah kecamatan yang sudah menuju hijau, apakah itu didahulukan dan sebagainya. Kalau saya pribadi tetap lebih condong dilaksanakan tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya.

Sekedar untuk diketahui, pelaksanaan untuk kegiatan belajar tatap muka oleh Pemerintah Pusat dalam hal ini Mentri Pendidikan, dikembalikan kepada kebijakan Pemerintah Daerah, Kepala Sekolah dan Wali murid. Asalkan dengan syarat daerah tersebut sudah masuk zona kuning dan hijau. (Dimas)