KOTA, SIDOARJONEWS.id — Program Kartu Identitas Anak (KIA) yang digelar oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Sidoarjo di Pendopo Delta Wibawa, banyak diserbu masyarakat.
Pasalnya, dalam kartu KIA ini juga dapat digunakan untuk mendaftar sekolah, daftar BPJS kesehatan, hingga membuka rekening di bank.
Kepala Bidang pelayanan pendaftaran penduduk, Siti Amanati, menyampaikan, program yang digelar di halaman Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo itu, bertujuan untuk memberikan masyarakat dalam mengurus KIA secara offline.
“Dengan adanya pelayanan KIA ini untuk membantu masyarakat yang mempunyai anak di usia 0-17 tahun memiliki identitasnya sendiri. Jadi bisa digunakan juga untk pengurusan BPJS, KIS, dan buka rekening,” ujar Siti Amanati, Kamis (31/3).
KIA sendiri sama halnya seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada umumnya. Perbedaanya hanya terletak pada isinya, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama orang tua, alamat, dan juga foto.
Menurut Siti, agenda ini sudah menjadi program resmi dari pemerintah yang juga diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Permendagri) nomor 2 Tahun 2016, tentang Kartu Identitas Anak.
“KIA ini sekarang sudah menjadi program resmi dari pusat. Makanya dari daerah untuk melakukan sosialisasi ini kita lakukan Jemput Bola Terpadu (JBT) ke daerah-daerah,” tuturnya saat ditemui sidoarjonews.id.
Kartu KIA ini sendiri ada dua jenis. Pertama untuk anak usia 0-5 tahun dan anak usia 5-17 tahun. Perbedaannya pun juga mendasar.
Siti menuturkan, jika anak usia 0-5 tahun, dalam identitas tersebut tidak memakai foto. Sedangkan untuk anak di atas 5-17 sudah terdapat foto.
Untuk persyaratan pengurusan KIA, anak usia di atas 5-17 tahun harus melampirkan akte kelahiran, foto copy KTP orang tua, dan wajib berpenduduk Sidoarjo.
“Bagi anak usia 0-5 tahun hanya diwajibkan membawa akte kelahiran saja,” jelasnya.
Sampai saat ini, pihaknya menyebut sosialisasi KIA pada masyarakat Sidoarjo sudah berjalan baik. Target nasional yang ditentukan sebanyak 30 persen, realisasi akhir tahun 2021 sudah mencapai angka 35 persen. Ditargetkan tahun ini sudah bisa melebih angka yang dibutuhkan.
“Sebetulnya setiap tahun program ini jalan. Berhubung pandemi kita tak berani tatap muka. KIA ini kan produkyang baru berapa tahun. Januari ini mulai JBT menyasar ke desa, sinergi bersama Dikbud, atau acara-acara tertentu,” imbuhnya.
Sementara Muhammad Sulton Fabianto, selaku warga juga turut merasakan terbantu dari adanya KIA ini.
“Ya enak kalau misal mau ngurus apa-apa kita tinggal nyetor identitas ini saja. Tidak perlu membawa bukti-bukti atau lamporan lain seperti sebelum adanya KIA. Jadinya kuga cepat 10 menitan,” tukasnya.(Luqman)