Gagal Move On dari JNE, Mahasiswi Cantik Asal Surabaya Ini Sukses Berjualan Online

“Mungkin jika waktu itu, (paket) saya tidak dibantu (dibungkus lagi) sama pegawai, bisa-bisa hilang dibongkar orang tak bertanggungjawab”.

Ucap Fatim mengawali ceritanya berbagi pengalaman dalam menggunakan layanan jasa antar (kurir) JNE.

Sejatinya layanan seperti itu memang terlihat biasa-biasa saja. Namun, bagi pemilik lapak, hal itu sangatlah penting untuk menjaga kredibilitas atau kepercayaan terhadap pelanggan. Begitupun dengan pembeli yang menaruh harapan besar agar barang yang dibeli bisa sampai ke tangannya.

Fatim, sapaan akrab Siti Fatimah, merupakan warga Surabaya. Gadis berusia 22 tahun itu baru menyelesaikan studinya di Universitas Trunojoyo Madura.

Di usianya yang masih muda, Fatim memilih menyibukkan diri dengan berjualan online. Mulai dari baju, celana, rok, hijab, hingga kosmetik kecantikan. Keuletannya dalam membuka peluang usaha menjadikan gadis berparas cantik ini lebih mandiri. Bahkan, setengah dari penghasilan berjualan online, dia peruntukkan untuk biaya kuliah hingga lulus.

“Ya, itung-itung buat nambah uang jajan,” ujar Fatim.

Memulai usaha secara mandiri merupakan suatu hal terpenting baginya seiring perkembangan tekhnologi yang ada. Dimulai sejak duduk di bangku kuliah semester tiga, dia iseng-iseng menawarkan beberapa potong pakaian kepada teman-temannya. Mulai dari model kemeja, cardigan, hoodie, sweater hingga blouse. Ada juga beberapa potong celana mulai dari kulot, Palazzo , jeans dan celana kain.

Mulanya, respon teman-temannya terkesan biasa-biasa saja. Namun, lambat laun tak sedikit dari mereka yang tertarik dengan berbagai macam motif yang dibawanya saat kuliah.

Fesyen ala Turki jadi Jujugan

Sebelum berjualan online, Fatim merupakan satu dari sekian perempuan yang menyukai dunia fesyen. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama, dia lebih banyak mencari referensi seputar fasyen. Namun dari sekian fesyen yang ada, dia lebih tertarik dengan fashion yang berasal dari timur tengah yakni Turki.

Ya, negara yang berada di kawasan Eurasia (Eropa – Asia) ini memang dikenal sebagai pasar dan supplier modest fashion terbesar di dunia. Turki sendiri merupakan negara yang memadukan budaya timur dan budaya barat. Kehadiran budaya Turki di berbagai drama televisi menjadikan penyebaran budaya tersebut berkembang pesat di Indonesia. Salah satunya seputar fesyen.

Fesyen menjadi salah satu hal terpenting bagi kelompok maupun individu untuk mendefinisikan identitas mereka. Fesyen juga akan menjadi ciri dari identitas dan kepribadian pemakainya. Dan melalui fesyen juga membuat seseorang lebih yakin dengan penampilan mereka sendiri dan bahkan lebih percaya diri.

Di Turki, fesyen yang paling banyak diminati wanita Indonesia adalah busana muslim dan baju muslimnya. Trend busana muslim Turki tidak mengalami kesulitan diterima industri pasar busana muslim di Indonesia. Mengingat beberapa model busana muslim yang dimiliki sesuai dengan selera pasar di Indonesia. Terutama kalangan wanita. Mulai dari long dress hingga pakaian lengan panjang yang dipadukan dengan hijab.

Model busana yang khas dan simple menghadirkan kesan elegan. Belum lagi didukung dengan wanita-wanita Turki yang terkenal dengan kecantikannya dan memiliki tubuh semampai. Sehingga menjadikan pemakainya terlihat lebih anggun.

Begitupun dengan Fatim, meski bukan kelahiran asal Turki, dia mengaku cocok dengan fesyen asal timur tengah tersebut. Bahkan sejak duduk di bangku sekolah menengah atas dia melengkapi kebutuhan fesyenya dengan hijab ala turki. Dan itupun berlanjut hingga kuliah.

Tampilannya yang anggun, busana dan baju muslim ala Turki ini tidak hanya cocok digunakan saat acara-acara pesta, melainkan saat bersantai ria. Tak jarang pula digunakan saat pergi ke kantor dan hang-out bersama rekan sejawat. Dan bagi Fatim sendiri, pakaian itu lebih nyaman digunakan sehari-hari saat di rumah maupun di kampus.

Fatim harus merelakan waktunya terbagi antara belajar dengan usaha kecil-kecilan/Syaikhul Hadi

Suatu ketika, sempat terlintas dalam pikirannya untuk mencoba memasarkan berbagai macam produk pakaian yang banyak disukainya. Berbekal pengetahuan didunia fesyen, dia pun tak segan-segan menawarkan kepada beberapa teman kelasnya. Terutama saat jam-jam kosong maupun istirahat. Meski tujuan utamanya ke kampus untuk belajar, dia juga menyisipkan beberapa potong pakaian yang lebih dulu dibelinya dari toko.

“Coba-coba aja sih. Misal pas waktu aku jalan-jalan ke mall, terus lihat baju, celana dan lain-lain, ternyata aku suka, langsung aku beli. Esoknya, aku bawa ke kampus dan nawarin ke temen-temen. Begitu seterusnya,” ungkapnya.

Awalnya hal itu mendapat respons biasa. Sebab tidak semua teman-temannya memiliki minat yang sama, apalagi tentang fesyen. Dia pun juga menyadari akan hal itu. Namunm usaha perempuan yang menekuni studi di jurusan Manajemen Pemasaran ini mulai menemukan peminatnya.

Mulai dari teman sekelas, teman antar teman, maupun teman baru. Dimana sebuah kampus yang terletak di Bangkalan Madura tersebut, ternyata mahasiswanya tidak hanya berasal dari Jawa Timur, melainkan dari Jakarta, Sumatera hingga Papua.

Waktu pun terus berjalan. Meski dia harus merelakan waktunya terbagi antara belajar dengan usaha kecil-kecilan, namun dia tetap enjoy dengan kegiatan barunya itu.

Mengenal JNE

Pada perkembangannya, masyarakat saat ini dihadapkan pada perkembangan tekhnologi digital. Di mana segala aspek kebutuhan lebih mudah diakses.

Tidak bisa dipungkiri, tekhnologi digital kini telah merevolusi di seluruh sendi kehidupan, hingga melahirkan sebuah peradaban baru. Beragam jasa transportasi, belanja hingga keuangan dan perbankan pun berlomba-lomba menyediakan layanan versi digital. Termasuk jasa pengiriman dan logistik yang bisa diakses dengan versi digital.

Sejatinya sebelum memulai bisnisnya, Fatim sudah lama memanfaatkan layanan JNE. Terutama saat memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Selain pengirimannya tepat waktu, biayanya pun sangat terjangkau.

Ada berbagai macam layanan pengiriman yang disediakan JNE. Mulai Reguler (REG), Yakin Esok Sampai (YES), Ongkos Kirim Ekonomis (OKE), dan Super Speed (SS). Layanan Pengiriman Reguler merupakan sebuah layanan pengiriman ke seluruh Indonesia dengan perkiraan waktu sampai 1-7 hari kerja. Tergantung zona daerah.

Sementara layanan Pengiriman YES merupakan sebuah layanan dengan waktu penyampaian di tujuan keesokan hari (termasuk hari minggu dan hari libur nasional). Sedangkan layanan pengiriman OKE menitikberatkan pada tarif ekonomis. Dan layanan Pengiriman Super Speed sendiri mengandalkan kecepatan sampainya barang yang dikirim sesuai kesepakatan.

Pada perkembangannya, perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman dan logistik yang berdiri di Era tahun 90 an itu, terus melakukan berbagai macam inovasi. Hal itu dilakukan untuk menunjang segala kebutuhan masyarakat.

Ketertarikan Fatim dalam menggunakan jasa pengiriman JNE berlanjut hingga memiliki usaha baru. Mengingat, usaha yang digeluti sejak duduk dibangku perkuliahan, kini sudah memiliki pelanggan yang tersebar di berbagai macam daerah.

“Kebanyakan, konsumen pilihnya JNE. Mungkin karena ingin cepat sampai kali ya,”tambahnya.

Nyaman bikin gagal Move-On

Kemudahan dan kenyamanan dalam menggunakan layanan jasa pengiriman JNE sangat dirasakan betul oleh konsumennya. Terbukti, sejak tahun 2017 (membuka usaha) hingga saat ini tidak ada komplain apapun dari konsumennya. Baik dari aspek keterlambatan maupun hilangnya pesanan.

Ngomong-ngomong soal pesanan, Fatim mempunyai pengalaman menarik. Saat itu, dia baru saja menerima order pesanan dari konsumennya. Setelah dilakukan pengecekan stock barang, dia pun buru-buru melakukan packing pesanan agar bisa segera diantar ke kantor JNE. Sehingga pesanan bisa diberanghkatkan ke kota tujuan.

Sesampainya di kantor JNE, paket itu diterima langsung oleh pegawai. Namun, tiba-tiba pegawai meminta ijin kepadanya agar paket yang sudah terbungkus rapi tersebut, dibungkus lagi dengan pembungkus warna hitam. Alasannya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sejenak dia pun tersadar, paket pesanan konsumennya hanya dibungkus dengan plastik berwarna putih.

“Kebetulan waktu itu hanya ada pembungkus warna putih. Jadi aku pakai saja untuk membungkus pesanan orang itu,”ceritanya.

Tak lama kemudian, dengan dibantu pegawai JNE paket pesanan konsumennya terpaksa dilapisi dengan pembungkus warna hitam.

Baginya, hal ini adalah pengalaman pertama sekaligus teguran agar lebih teliti lagi saat mempacking pesanan konsumen. Karena bisa saja paket yang dibungkus dengan warna transparan memantik seseorang untuk berbuat hal-hal yang tidak diinginkan.

Bagi sebagian orang, apa yang dilakukan pegawai JNE tersebut merupakan suatu hal yang wajar dan bagian dari pelayanan. Tapi bagi Fatim ini merupakan layanan yang luar biasa.

“Sekecil apapun layanan tetaplah berharga. Dan ini yang susah untuk pindah ke lain hati,”tutupnya.

Kini, Fatim tidak hanya sekadar memanfaatkan jasa JNE. Sejak 2019 lalu, dia bertekad untuk berlangganan tetap dengan cara mendaftarkan diri sebagai JNE Loyalty Card (JLC).

JLC sendiri merupakan program keanggotaan yang ditujukan kepada pelanggan setia JNE. Pemegang JLC akan mendapatkan berbagai keuntungan seperti kecepatan layana, potongan harga, dan hadiah undian yang sangat menarik. Dan pemegang JLC juga akan mendapatkan reward satu poin untuk setiap transaksi senilai 25 ribu rupiah di JNE. Poin tersebut bisa ditukar dengan hadiah menarik atau diskon khusus di banyak merchant.

Di tengah pesatnya tekhnologi digital, keberadaan JNE sebagai jasa pengiriman dan logistik sangat memudahkan UMKM di Indonesia dalam memasarkan berbagai macam produknya. Dan JNE juga mampu menghubungkan antara UMKM dan Konsumen tanpa perlu bertatap muka.

Di usianya ke-31 ini, dia berharap JNE bisa terus melakukan berbagai macam inovasi untuk menjawab sebuah tantangan di masa depan. (Syaikhul Hadi)

#JNE31tahun, #JNEMajuIndonesia, #jnecontentcompetition2021