Lanjutan Frontage Road Waru – Buduran: Siap Merelokasi Makam dan Masjid Desa Kedungrejo

WARU, SIDOARJONEWS.id — Pembangunan Frontage Road Waru-Buduran terus dikebut. Pembebasan lahan bangunan masjid Nurul Huda Kedungrejo serta makam Islam warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru sudah memasuki tahap persiapan appraisal.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, menemui warga Kedungrejo Waru didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sidoarjo Rudi Setiawan serta Forkopimka Kecamatan Waru dan perangkat Desa Kedungrejo sekaligus ketua RW 1 dan 2.

Kali ini kedatangan Gus Muhdlor membahas persiapan appraisal bagi pemindahan masjid dan makam.

Disampaikannya, kepada warga Kedungrejo bahwa appraisal akan segera dilakukan. Nantinya akan ada musyawarah besar bersama seluruh warga dan kepala desa. Musyawarah tersebut akan membahas rencana pembebasan lahan di Utara lapangan Desa Kedungrejo.

“Ada rencana pembebasan lahan di Utara lapangan Desa Kedungrejo yang nantinya akan digunakan untuk perlebaran lahan makam,”ucap Gus Muhdlor.

Selain makam, lanjut Gus Muhdlor, ada relokasi masjid. Nantinya relokasi keduanya berjalan bersamaan.

“Untuk relokasi masjid, akan dibangunkan (masjid) baru terlebih dulu, selanjutnya lahan masjid yang lama dimanfaatkan untuk jalan frontage road. Kemudian bulan Oktober – Desember proses pemindahan kuburan,” ucap Gus Muhdlor.

Gus Muhdlor juga menyampaikan bahwa pada pertengahan bulan November besok, anggaran pengadaan lahan Utara lapangan akan dimasukkan. Anggaran yang dipakai berupa dana Bantuan Keuangan Khusus/BKK. Diharapkannya Januari 2023 lahan tersebut siap digunakan untuk makam yang baru.

Gus Muhdlor juga mengutarakan bahwa lahan baru untuk masjid nantinya hanya berjarak sekitar 20 meter dari masjid lama. Lokasi tanahnya sudah disiapkan oleh Pemkab Sidoarjo. Tinggal melakukan pembangunan fisiknya saja.

Sementara itu, Ketua RW 1 Didik mengatakan bahwa warga Desa Kedungrejo mendukung penuh terkait pembangunan frontage road. Dibuktikan kesediaan warga untuk berdialog terkait relokasi masjid dan appraisal lahan makam.

“Diskusi pagi ini bersama Gus Muhdlor perihal perluasan relokasi makam yang terdampak pelebaran frontage road sekitar 10 meter dari pintu makam, masyarakat kedungrejo sangat mendukung,”ungkap Didik. (Ardian)

Pembangunan FR di Area Bundaran Aloha Molor, Dinas PUBMSDA Sidoarjo Sebut Terkendala Masalah Teknis

GEDANGAN, SIDOARJONEWS.id – Pembangunan proyek frontage road (FR) yang berada di depang patung pesawat bundaran Aloha, molor. Seharusnya, pembangunan FR sepanjang 200 meter di area itu ditargetkan rampung pada akhir Desember 2020 kemarin.

Plt Kepala Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Yudi Kartika menyampaikan, molornya proyek itu dikarenakan banyaknya kendala teknis di lapangan. Mulai dari terkendala pipa gas di area itu, hingga terhalang kabel optic.

“Sehingga untuk melanjutkan pembangunannya harus dilakukan pergeseran terlebih dahulu,” kata Yudi, Selasa (19/1/2021).

Plt Kabid Jalan dan Jembatan Dinas PUBMSDA, Mujiono menyatakan hal lain yang menyebabkan molornya pembangunan itu ialah karena areanya tergenangi air. Itu menyebabkan pekerjaannya terganggu.

“Itu kan posisinya badan jalan raya lebih tinggi dibandingkan lokasi pengerjaan. Sehingga saat hujan deras, air dari jalan mengalir ke lokasi pembangunan,” ucapnya.

Mujiono menambahkan, meski pembangunannya molor, dinas mendapatkan keringanan untuk terus melanjutkan proyek pembangunannya. Ia memperkirakan, proyek sepanjang 200 meter itu akan rampung pada akhir bulan Februari.

“Iya kami dapat tambahan waktu 50 hari. Jika tdak ada halangan, Februari besok selesai,” ujarnya.

Sementara itu, anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sidoarjo, Bangun Winarso mengungkapkan, anggaran untuk pembangunan infrastruktur di Sidoarjo sebenarnya sangat besar. Namun, lagi-lagi permasalahannya ialah daya serap dari dinas yang menyerapkan proyek molor atau bahkan tidak terealisasi.

“Untuk tahun 2021 malah anggaran pembangunan sampai di angka sekitar 900 miliar lebih. Itu termasuk FR, rumah sakit barat, dan lain sebagainya. Tapi ya itu tadi daya serapnya lemah, sehingga silpanya tinggi tiap akhir tahun anggaran,” ujarnya. (Dimas)