KOTA, SIDOARJONEWS.id – Dalam pandemi covid-19, Kabupaten Sidoarjo telah keluar dari zona merah dan berubah menjadi zona oranye.
Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair, Atik Choirul Hidajah, di Sidoarjo saat ini memang kondisinya belum terkendali. Namun, terdapat beberapa indikator yang menunjukkan ke arah yang lebih baik.
“Misalnya RT-nya dibawah satu. Tapi ini baru hari ketiga dan harus dijaga agar stabil di bawah satu (0,7) selama 14 hari. Kemudian untuk angka kematian di Sidoarjo juga tidak sebegitu tinggi dibandingkan kabupaten yang lain di Jawa Timur,” katanya saat ditemui seusai menghadiri pertemuan dengan Pemkab Sidoarjo di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Rabu (22/7).
Atik menambahkan, dengan adanya perubahan status zona tersebut, maka tugas utama Pemkab Sidoarjo saat ini harus tetap menjaga upaya-upaya yang terbukti mampu menurunkan kasus di Sidoarjo. Termasuk juga lebih menekan lagi kasus angka kematian akibat Covid di Sidoarjo.
“Pendekatannya bisa bermacam-macam, seperti sisi primordial, itu seperti perbup, jam malam, kemudian ada punishment untuk pelanggaran. Itu merupakan hal yang penting agar orang yang beresiko bisa terlindungi,” ucapnya.
Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya, menurutnya, komunikasi resiko di masyarakat. Jangan sampai ada stigma negatif di kalangan masyarakat saat menemui kasus covid di lingkungannya.
“Lalu pesan yang tidak kalah pentingnya ialah hidup sehat dengan protokol kesehatan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawarman mengatakan tingkat penyebaran kasus covid di Sidoarjo saat ini terbilang relatif stabil. Angka pertumbuhan pertambahan Covid saat ini berada di rata-rata angka 43-45.
“Itu kalau dirata-rata perharinya. Sesuai dengan apa yang diprediksi mereka (tim epidemiologi Unair). Angkanya 45,” katanya.
Syaf menjelaskan, Sidoarjo bisa masuk Zona Oranye dikarenakan penambahannya terukur. Tidak hanya itu, angka kesembuhan di Sidoarjo pun menurutnya terus naik hingga angka 46,7 persen.
“Angka kematiannya rendah 5,7 persen. Jadi lebih bagus dibanding 2 kabupaten kota yang mendampingi kita. Sehingga itu yang mengakibatkan posisi kita di zona oranye,” pungkasnya. (Dimas)