TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Status tanggap darurat bencana di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri di Kecamatan Tanggulangin, akan berakhir pada Rabu (4/3/2020). Namun, hingga kini, banjir di dua desa tersebut belum juga teratasi.
Upaya Pemkab Sidoarjo mengoperasikan 12 pompa serta membuat bendungan sementara (kisdam) belum juga membuahkan hasil. Pasalnya, intensitas hujan di kawasan ini cukup intens dan deras sehingga menjadi kendala penanganan banjir.
Camat Tanggulangin, Sabino Mariono menyampaikan, pihaknya sempat lega karena dari 12 RT yang terdampak banjir, menurun menjadi lima (5) RT. “Namun saat ini naik lagi menjadi 10 RT yang masih terendam,” ujar Sabino Mariano, Minggu (1/3/2020).
Ia mengatakan, saat ini upaya terakhir yang dilakukan untuk mengatasi banjir adalah melakukan penanggulan afvoer Kedungbanteng.
Hingga Minggu (3/1) pagi, pembuatan tanggul sudah mencapai 300 meter. Dengan tanggul ini, diharapkan tidak ada lagi aliran sungai yang mengarah menuju dua desa tersebut.
Lalu bagaimana status tanggap darurat yang akan berakhir pada hari Rabu mendatang ?
“Kalau sampai batas waktu status tanggap darurat banjir belum bisa diatasi, BPBD akan mengevaluasi apakah status tersebut akan diperpanjang atau tidak. Keputusan tersebut berada pada pimpinan daerah,” ucap Sabino.
Sebelumnya Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mensinyalir penurunan tanah dan intensitas hujan yang tinggi menjadi penyebab sulitnya penanganan banjir di dua desa tersebut.
“Soal status tanggap darurat bencana, kami evaluasi dulu. Kami akan minta bantuan pakar ITS agar melakukan penelitian menyeluruh tentang masalah banjir di dua desa tersebut,” ungkap Nur Ahmad Syaifuddin. (Satria).